TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengajak mahasiswa Indonesia untuk mengajukan beasiswa ke Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Ia mengatakan dana yang dikelola LPDP memang disediakan untuk mahasiswa Indonesia yang ingin menempuh studi master atau doktor di 200 universitas terkemuka di dunia.
"Misi LPDP sederhana kok, punya lulusan S2 dan S3, yang penting selesai sekolah kembali ke Indonesia," kata Bambang saat menjadi pembicara dalam seminar Peran Strategis Pemuda Membangun Kemandirian Bangsa di Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Sabtu, 14 Februari 2015.
Ia kemudian mempromosikan program LPDP yang ia sebut lebih bagus dari program beasiswa milik pemerintah Amerika Serikat, Fulbright. LPDP, kata dia, memberi biaya hidup sesuai dengan standar lokasi kuliah. Sedangkan beasiwa Fulbright tak memberi itu, sehingga mahasiswa seringkali harus mencari tambahan dengan kerja paruh waktu. "Pokoknya kalau dapat dari LPDP, enggak perlu lgi kerja di McDonald," kata Bambang.
Kemudian ia membandingkan saat ia kuliah di University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat. "Dulu kan saya ikutnya program nguliahin dosen, harus prihatin," kata dia.
Pada Oktober 2013, Direktur Pendanaan Kegiatan Pendidikan LPDP, Abdul Kahar, mengatakan jumlah dana yang tersedia untuk membiayai pendidikan mencapai Rp 16,2 triliun. Selain itu, LPDP juga menginvestasikan dana pendidikan tersebut di bursa saham dan diprediksikan akan memperoleh pendapatan sejumlah Rp 1,2 triliun pada akhir tahun 2013.
"Banyak yang bertanya, apakah dana ini halal atau tidak, yang digunakan untuk membiayai beasiswa. Kami investasikan dana di bidang syariah, jadi jangan khawatir, kami mempertimbangkan hal-hal tersebut," ujar Kahar saat menjadi pembicara dalam seminar sehari bertema "Terbang ke Negeri Impian dengan Beasiswa" yang diselenggarakan oleh International Education Centre (IEDUC) di Bandung, Sabtu, 5 Oktober.
TRI ARTINING PUTRI