TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Kepolisian Nasional ternyata sengaja mencoret nama Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional Komisaris Jenderal Suhardi Alius dari daftar calon Kepala Kepolisian RI. Kompolnas beralasan, manajemen sumber daya manusia dibutuhkan di Polri.
"Dia itu masih punya waktu tugas aktif hingga 63 bulan, Mei 2020," kata komisioner Kompolnas, M. Nasser, saat dihubungi, Senin, 9 Februari 2015.
Nasser membantah bahwa Kompolnas sengaja menyingkirkan Suhardi dengan alasan politis. Nasser mengklaim semua anggota Kompolnas bersikap profesional dan selalu menghindari konflik kepentingan. Kompolnas mengklaim tidak memihak atau mendukung salah satu calon.
Menurut Nasser, Suhardi adalah perwira tinggi yang berpotensi jadi Kapolri pada tahun mendatang. Dengan sisa masa aktif tinggi, Suhardi sangat disayangkan jika menjabat Kapolri pada usia muda.
Suhardi justru akan tersiksa ketika presiden mempercepat masa pensiunnya saat hendak melantik Kapolri baru. Sisa masa aktif kerap menjadi beban bagi Kapolri yang dicopot sebelum pensiun.
"Sutarman saja masih bersisa beberapa bulan itu jadi masalah. Bagaimana nanti kalau Suhardi masih sisa tiga atau empat tahun," ujar Nasser.
Suhardi adalah perwira lulusan Akademi Polisi 1985. Karier pria kelahiran Jakarta 10 Mei 1962 ini terbilang pesat karena sudah menerima pangkat bintang tiga sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian pada 2013.
Suhardi berpindah ke Lemhannas setelah muncul kabar keterlibatannya dalam memberikan informasi terkait dengan penetapan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka kasus gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Suhardi dicurigai karena kedekatannya dengan KPK dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan selama bertugas di Mabes Polri. Ditanya soal ini, Nasser menjawab, "Salah kalau mengira kami mencoret Suhardi karena alasan ini."
Kompolnas saat ini baru menggodok empat nama yang akan diajukan kepada Presiden Joko Widodo jika pencalonan Budi Gunawan dibatalkan. Empat nama itu adalah Komjen Budi Waseso, Komjen Bahdrodin Haiti, Komjen Putut Bayuseno, dan Komjen Dwi Prayitno.
FRANSISCO ROSARIANS