TEMPO.CO, Bangkalan - Kepala Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Sulistiyono mengatakan Mathur Husairi, aktivis antikorupsi yang menjadi korban penembakan, sudah mengenali siapa pelaku penembakan dirinya.
Sulistiyono menuturkan penyidik Polres Bangkalan memperlihatkan delapan lembar foto orang yang mirip dengan sketsa wajah pelaku yang telah dibuat polisi. Ternyata, Mathur menunjuk satu dari delapan foto tersebut. "Ada satu foto yang korban yakini 90 persen adalah pelaku penembakan," ujarnya, Senin, 9 Februari 2015.
Menurut Sulistiyono, foto yang dikenali Mathur memiliki ciri-ciri antara lain berwajah tembem, berkumis, dan memakai kopiah hitam. Namun Polres Bangkalan belum berencana merilis foto dan sketsa wajah pelaku itu ke publik. "Kalau orangnya sudah ditangkap, akan kami informasikan."
Sulistiyono menjelaskan, karena sudah dikenali Mathur, pihaknya sudah mengerahkan aparat guna mencari pelaku penembakan itu.
Pelaku penembakan yang dikenali wajahnya oleh Mathur, kata dia, tidak termasuk empat orang yang ditangkap sebelumnya karena diduga terkait dengan penembakan Mathur.
Salah seorang di antaranya anggota DPRD Bangkalan, Kasmu. Sedangkan tiga lainnya adalah Reza, Sadi, dan Masud. Kasmu ditetapkan sebagai tersangka kasus perbuatan seksual dengan anak di bawah umur yang tak lain anak istri pertamanya.
Ihwal kondisi kesehatan Mathur, Sulistiyono mengatakan sudah pulih, tapi masih harus mendapat perawatan dokter. Di ruang perawatan yang dirahasiakan itu, Mathur dijaga tiga anggota Polres Bangkalan.
Direktur LSM Centre for Islam and Democracy Studies (CideS) Bangkalan ditembak orang tak dikenal pada Selasa dinihari, 20 Januari 2015. Mathur menderita luka parah di bagian perut.
Penembakan diduga dilatarbelakangi status Mathur yang menjadi saksi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap dan tindak pidana korupsi pencucian uang dengan tersangka Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron.
MUSTHOFA BISRI