TEMPO.CO, Surabaya - Penyidik Kepolisian Resor Bangkalan dibantu Unit Kejahatan dan Tindak Kekerasan serta Tim Cobra Kepolisian Daerah Jawa Timur mendalami keterangan saksi kunci peristiwa penembakan terhadap aktivis antikorupsi di Bangkalan, Mathur Husairi, 47 tahun. (Baca berita sebelumnya: Seusai Rapat, Aktivis Antikorupsi Bangkalan Ditembak.)
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Timur Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan sejak Selasa lalu penyidik berurutan memeriksa lima saksi, yaitu dua anggota keluarga korban dan tiga rekan korban. "Di antara lima saksi, ada satu orang yang melihat kejadian (penembakan). Itu yang akan kami dalami," kata Awi, Rabu, 21 Januari 2015.
Keterangan saksi kunci itu, kata Awi, sebenarnya telah diambil kemarin. Namun karena saat itu dia masih takut jiwanya bakal terancam kalau memberikan keterangan, polisi akan memeriksanya ulang. "Kami melakukan pendekatan persuasif untuk mendapatkan data," kata Awi. (Baca: Tembak dan Bacok Teror 8 Aktivis Antikorupsi Madura.)
Polisi, kata Awi, belum dapat menemui Mathur Husairi di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo Surabaya karena belum mendapat izin dokter. Namun, berdasarkan laporan dokter, korban sudah siuman dan kondisinya berangsur-angsur membaik. "Dari keterangan korban mungkin bisa didalami penembakan ini berkaitan dengan apa," ujar Awi.
Mahmudi, salah seorang rekan korban, mengatakan mulai hari ini polisi memperketat penjagaan kamar tempat Mathur dirawat. Hal itu dilakukan agar kondisi Mathur cepat pulih. "Tidak mudah menjenguk Mathur," katanya. (Baca: Sebelum Ditembak, Mathur Usik 2 Kasus Fuad Amin.)
Sebelumnya, Mathur ditembak orang tak dikenal pada Selasa dinihari lalu saat dia hendak membuka pagar rumahnya. Pagi itu Mathur, yang menjabat Direktur Center for Islam and Democracy Studies, baru pulang dari pertemuan dengan tokoh masyarakat. Tembakan itu mengenai perut Fathur.
MOHAMMAD SYARRAFAH | MUSTOFA BISRI
Terpopuler:
Langgar Tenggat Waktu, Jokowi Ancam Copot Menteri
Membandingkan Bob Sadino dengan Mario Teguh
QZ8501: Naik Cepat, Jatuh, dan Ucapan Allahu Akbar
Sesudah Budi Tersangka, KPK Diusik dari 3 Penjuru