TEMPO.CO, Makassar- Tim Detasemen Khusus alias Densus 88 Anti-Teror telah lama memburu terduga teroris, Ilham Syafii, yang tewas tertembak di Dusun Beringin, Desa Bungadi, Kecamatan Tanalili, Kabupaten Luwu Utara, Sabtu, 10 Januari, sekira pukul 10.05 Wita. Hal itu disampaikan Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Inspektur Jenderal Anton Setiadji. "Iya, benar sudah lama diintai," katanya.
Anton menerangkan penanganan dan tindak lanjut perkara terorisme diserahkan sepenuhnya kepada Densus 88. "Kami cuma membantu," ucapnya. Jenazah terduga teroris itu telah menjalani proses identifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan Mappaoddang, Makassar, Sabtu, 10 Januari, malam. Berdasarkan sidik jari memang benar pria diduga teroris itu adalah Ilham Syafii. (Baca:Polisi: Ilham Syafii Anggota Jaringan Santoso)
Rencananya, jenazah Ilham segera dibawa ke kampung halamannya untuk dikuburkan di Kecamatan Pamona Selatan, Poso, Sulawesi Tengah. Anton mengatakan Ilham memang masuk jaringan teroris Poso. "Iya, masih ada hubungannya dengan Santoso," ujar dia. Lebih jauh, soal peran dan catatan aksi terorisme Ilham disebutnya menjadi domain Densus 88.
Berdasarkan data yang dihimpun Tempo, Tim Densus 88 menangkap lima terduga teroris di hari penyergapan Ilham. Hanya, memang cuma pria itu yang meregang nyawa setelah diterjang peluru aparat di area perkebunan Dusun Beringin. Empat terduga teroris lain diciduk di beberapa tempat berbeda di Poso. Di antaranya, Saiful Jambi alias Ipul, Rustam alias Ape dan pasangan suami istri, Hasan dan Ros. (Baca: Densus 88 Tembak Mati Terduga Teroris)
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Endi Sutendi, mengatakan Ilham ditembak aparat karena melakukan perlawanan dalam usahanya untuk melarikan diri. "Target melawan sehingga dilakukan tembakan melumpuhkan yang mengakibatkan target tewas," ucap dia.
Ilham yang memang telah dibuntuti Tim Densus 88 disergap di jalanan usai membeli silet dari sebuah kios. Tak ingin ditangkap, pria terduga teroris itu melarikan diri ke arah perkebunan sehingga polisi langsung melakukan pengejaran. Ilham yang terdesak akhirnya melakukan perlawanan dan di situlah akhir pelariannya.
Dalam peristiwa itu, aparat kepolisian turut menyita sejumlah barang milik target yang dijadikan sebagai barang bukti. Di antaranya satu pucuk senjata api alias pistol jenis Browning Hi Power Automatic kaliber 9 mm, peluru 5 butir kaliber 9 mm, sebuah telepon seluler merek Samsung dan sebilah pisau lipat merek Eiger.
Endi menuturkan keluarga terduga teroris akan datang untuk menjemput jenazah Ilham di Rumah Sakit Bhayangkara. Berdasarkan pantauan Tempo, keluarga korban tiba dengan pengawalan ketat aparat. Terlihat tiga keluarga korban memasuki Ruangan Dokpol Rumah Sakit Bhayangkara yang sudah dipasangi garis polisi.
Di luar ruangan itu, sudah disiagakan mobil ambulance Isuzu dengan pelat DD 7446 AB. Hingga kini, belum ada konfirmasi dari keluarga terduga teroris mengenai dimana Ilham akan dikuburkan. Endi sendiri mengaku bila jenazah terduga teroris akan langsung dibawa ke kampung halamannya oleh keluarganya, Minggu, 11 Januari.
TRI YARI KURNIAWAN
Baca berita lainnya:
2 Perusahaan Ini Setor Duit ke Budi Gunawan
Ahmad Dhani Berkicau Air Asia dan Takhayul
Budiono Tan Diciduk di Jakarta, Ada Petinggi TNI?
Budiono Tan Ditangkap: 'Bapak Tak Perlu Telepon'