TEMPO.CO, Selat Karimata - Ada satu koridor di Dek H Kapal Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh yang beraroma semerbak setiap kali penumpang kapal ini melintas. Wangi parfum wanita selalu tercium dari arah koridor tersebut. (Baca: Jenazah Korban Asia dan Kisah Tukang Pel)
Memang, di koridor itu ada dua kamar khusus untuk Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal). Kamar nomor 354 dan 355 menjadi jatah bagi para perwira wanita itu. Saat memasuki dua kamar itu, suasana kamar wanita sangat kentara.
Ada gantungan bergambar hati, boneka Teddy Bear, dan peralatan kosmetik lengkap. Di KRI Banda Aceh sebenarnya ada enam anggota Kowal. Namun prajurit yang ikut misi pencarian AirAsia hanya tiga orang. Sedangkan dua anggota Konwal cuti dan satu lainnya cuti menikah. (Baca: 4 Jenazah Korban Air Asia QZ8501 Teridentifikasi)
Prajurit Kowal yang ikut di KRI Banda Aceh terbilang sangat muda. Sersan Dua Azmiatul Hasanah, misalnya, mengaku bersama dua anggota Kowal lainnya, yakni Serda Tri Kusmawardani dan Serda Rizka Aulia Hardi, sama-sama lahir pada 1993.
Tri yang kelahiran Jambi memulai kariernya di TNI Angkatan Laut sejak 2012. "Tamat SMA langsung daftar ke Lanal Palembang," ujar Azmi. Tak cuma soal umur yang kompak, potongan rambut ketiganya juga mirip: setengkuk, serta memiliki tinggi badan lebih dari 158 sentimeter. (Baca: Tragedi Air Asia, 41 Korban Jemaat dari Satu Gereja)
Kepala Bagian Operasi KRI Banda Aceh Mayor Laut Cahyo Hendro Guritno menuturkan keberadaan Kowal merupakan upaya menciptakan keseimbangan gender dalam prajurit TNI AL. "Minimal persentasenya 70 banding 30 untuk laki-laki dan perempuan," kata Cahyo.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Baca Berita Lainnya:
Surat Cinta Menteri Jonan untuk Para Pilot
Risma Tak Percaya Peringatan Dini Amerika Serikat
Kaya Raya, Lima Pesohor Bangkrut dalam Semalam
Turis Jepang Diperkosa Lima Pemuda India
'Jauhi Hotel dan Bank Terkait Amerika di Surabaya'