TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat terorisme, Mardigu Wowiek Prasantyo, mengatakan peringatan keamanan yang dirilis Kedutaan Besar Amerika Serikat bagi warganya di Surabaya merupakan bukti Negeri Abang Sam menganggap Indonesia sebagai negara tak aman. "Terlebih keamanan yang berhubunan dengan terorisme," kata Mardigu saat dihubungi, Senin, 5 Januari 2015. (Baca: Risma Tak Percaya Peringatan Dini Amerika Serikat)
Menurut dia, musabab peringatan tersebut dirilis Kedubes AS adalah peristiwa hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 dari Surabaya menuju Singapura. Meski tak ada tanda ulah sabotase atau terorisme dalam insiden tersebut, pemerintah AS tetap waspada. Negara tersebut tak ingin sedikit pun kecolongan.
Mardigu menuturkan peringatan keamanan tersebut sebenarnya bukan cuma ditujukan untuk warga negara AS di Kota Surabaya, melainkan di seluruh Indonesia. (Baca: 'Jauhi Hotel dan Bank Terkait Amerika di Surabaya')
Pemerinta Negeri Abang Sam, kata Mardigu, hanya ingin memperingatkan warganya untuk berhati-hati selama di Indonesia, bukan cuma di Surabaya. Terlebih, kota-kota yang memiliki akses bandara internasional. "Jakarta dan Bali adalah contoh kota yang sebenarnya dikhwatirkan Amerika," ujarnya. (Baca: Kedubes AS Peringatkan Warganya di Surabaya)
Kedubes AS untuk Indonesia mengeluarkan peringatan keamanan bagi warga Amerika yang ada di Surabaya. Pernyataan itu termuat dalam laman situs resminya pada Sabtu, 3 Januari 2015. "Kedutaan Besar Amerika Serikat menyadari adanya potensi ancaman terhadap hotel dan bank terkait dengan Amerika Serikat di Surabaya, Indonesia," tulis Kedutaan AS dalam pernyataan di situs resminya.
INDRA WIJAYA
Baca berita lainnya:
Bos Air Asia: Headline Media Malaysia Ngawur
Ribut Rute AirAsia, Menteri Jonan di Atas Angin?
Jonan Bekukan Rute AirAsia, Ada Tiga Keanehan
Munas Islah Golkar, Agus Gumiwang Menolak Maju
Adian Napitupulu: Wiranto Danai 'Di Balik 98'?