TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar versi musyarawah nasional Bali, Akbar Tandjung, yakin islah antara kubu Aburizal Bakrie dengan kubu Agung Laksono akan terwujud. Sebab Golkar harus berpartisipasi pada agenda politik 2019. "Karena itu kedua pihak harus berdamai demi kepentingan kemenangan partai yang bermuara pada 2019," kata Akbar saat menghadiri haul kelima Abdurrahman Wahid di Jalan Warung Silah 10, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu, 27 Desember 2014.
Demi terwujudnya islah, kedua kubu harus mengesampingkan ego masing-masing. Jika tidak mampu mengatasinya, menurut Akbar, mereka layak disebut sebagai perusak partai. "Saya berharap kedua belah pihak menyadari agar dapat mengembalikan partai supaya bisa melanjutkan perjuangan," ujarnya (baca juga:Agung Laksono: Munas Islah Tak Ada di AD/ART).
Kedua kubu telah melakukan pertemuan pertama pada Jumat lalu, 26 Desember. Sejauh ini, baru dua poin kesepakatan yang telah tercapai. Golkar mendukung pemilihan kepada daerah secara langsung dan menjadi partai pendukung pemerintah.
Pertemuan selanjutnya akan dilakukan pada 8 Januari mendatang. Pembahasannya mengenai pemilihan presiden secara langsung atau melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat. Sistem pemilihan legislator dengan sistem proporsional terbuka sesuai suara terbanyak atau tertutup berdasarkan nomor urut. Terakhir tetap bertahan atau keluar dari Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo-Hatta (baca juga: Jelang Islah, Golkar Sepakati Rujukan Bersama).
SINGGIH SOARES
Berita lain:
Golongan Listrik Ini Tak Disubsidi per 1 Januari
Jokowi ke Papua, Tak Ada Ritual Bakar Batu
Hari Ini, Jokowi Blusukan ke Papua