TEMPO.CO , Jakarta: Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional, Saleh Partaonan Daulay, mendukung penundaan Pemilu Kepala Daerah hingga tahun 2016.
Opsi itu dinilai lebih efisien dan mengurangi dampak kekosongan pimpinan di daerah. "Itu lebih rasional," kata Saleh ketika dihubungi, Sabtu, 27 Desember 2014.
Menurut Saleh, Pilkada pada 2016 akan menghemat biaya lantaran ada 300-an pemilu kepala daerah yang akan digelar pada tahun. Jumlah itu bertambah lebih dari seratus even dibanding opsi pelaksanaan di tahun 2015. "Penundaan itu juga penting bagi persiapan teknis KPU." (Baca:Pilkada Mundur, PPP: Tergantung Pembahasan di DPR)
Selain manfaat itu, kata Saleh, penundaan itu juga akan meminimalisir dampak kepemimpinan para pelaksana tugas. Para kepala daerah yang habis masa tugasnya di tahun 2016 tidak harus dilanjutkan pejabat pelaksana tugas yang bekerja selama dua tahun lebih hingga tahun 2018.
"Begitu Gubernur dan Bupatinya selesai, maka akan ada kekosongan pimpinan di daerah untuk waktu yang cukup lama. (Baca: Alternatif Pilkada Serentak Menurut Jimly)
Padahal seorang plt tidak bisa mengambil kebijakan yang bersifat strategis. Masalah ini bertentangan dengan semangat pilkada langsung," ujar Saleh.
Opsi pemunduran jadwal pilkada sedang dibahas untuk merespon pemberlakuan Perpu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pilkada.
Beleid yang diterbitkan di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu akan ditentukan nasibnya dalam masa sidang pertama DPR pada Januari 2015.
Perpu itu menyebut keharusan pilkada serentak pada tahun 2015 bagi Gubernur dan bupati/walikota yang masa jabatannya berakhir sepanjang tahun 2015. Sedangkan bagi yang berakhir sepanjang tahun 2016, pilkada akan diundur hingga pelaksanaan pilkada serentak di tahun 2018.
Kepala daerah yang berakhir masa jabatannya di sepanjang tahun 2016, kepemimpinan daerah akan dikendalikan oleh pelaksana tugas hingga pilkada serentak di tahun 2018. Perbedaan jadwal pilkada di tahun 2015 dan 2016 akan diseragamkan secara nasional pada tahun 2020.
RIKY FERDIANTO
Berita Terpopuler
Kisah Cinta Kaesang Jokowi, 3 Kali Ditolak Gadis
Masih Jomblo, Kaesang Jokowi Tak Galau
Sitor Akan Dimakamkan seperti di Puisinya
The Interview, Pemeran Kim Jong-un Belajar di HBO