TEMPO.CO, Mojokerto - Umat Kristen di Kota Mojokerto, Jawa Timur, mendoakan Riyanto, anggota Barisan Anshor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi korban "Bom Natal" di Gereja Eben Haezer pada 24 Desember 2000. "Setiap perayaan Natal selalu kami doakan," kata Pendeta Gereja Eben Haezer, Rudi Sanusi Wijaya, Kamis, 25 Desember 2014. (Baca: Jejak Bom Natal 2000 di Gereja Eben Haezer.)
Menurut Rudi, doa untuk Riyanto selalu dipanjatkan dalam pertemuan Badan Musyawarah Antar-Gereja (Bamag). Bagi Rudi, umat muslim maupun Kristen harus belajar dari pengorbanan Riyanto. Meski muslim, Riyanto rela mati demi menyelamatkan orang lain yang berbeda agama.
Rudi masih ingat kejadian tragis tepat 14 tahun lalu. Malam itu tanggal 24 Desember 2000, kebaktian sudah usai. Namun pengurus gereja dan aparat keamanan menemukan dua benda mencurigakan. Pertama tas plastik yang ditemukan di bawah pesawat telepon umum tepat di seberang gereja. Kedua, tas berisi kotak kado di bawah bangku tempat jemaat duduk. (Baca juga: Natal, Tim Anti-Bom Sisir 14 Gereja di Bandung)
Tas plastik yang ditemukan di luar gereja dibuka dan dibuang oleh Riyanto ke gorong-gorong dekat gereja. Namun seketika muncul ledakan dan tubuh Riyanto tercerai-berai. "Badan dan tangannya terlempar dan ditemukan di rumah belakang gereja," kata Rudi. Rudi berharap kejadian 14 tahun lalu itu tak terulang.
ISHOMUDDIN
Berita Terpopuler
MUI Tak Haramkan Muslim Ucapkan Selamat Natal
KPK: Tiga Lembaga ini Tak Dukung Menteri Susi
Tiket Kereta Api Dipalsu, Ini Modus Pelaku