TEMPO.CO, Cirebon - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Layanan Keuangan Mikro. Nelayan, petani dan masyarakat pelaku usaha mikro bisa mengakses layanan perbankan dengan sistem yang mudah dan sederhana. "Layanan ini mikro ini untuk masyarakat kecil," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad saat peluncuran program tersebut di Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Kamis, 18 Desember 2014.
Menurut dia, tujuan diluncurkan layanan tersebut agar produk-produk yang dihasilkan oleh industri keuangan bisa dinikmati oleh masyarakat berpenghasilan kecil seperti nelayan, petani, pedagang, dan lainnya. Bank, dibantu dengan agen-agen mereka akan masuk dan membuka akses langsung ke masyarakat di pelosok desa. "Mereka akan dikenalkan dengan sistem layanan perbankan," kata dia.
Selama ini banyak masyarakat kecil, termasuk nelayan dan pelaku ekonomi kecil lainnya terjerat dengan utang pada rentenir atau tengkulak. Dengan adanya layanan ekonomi mikro yang mudah dan sederhana, diharapkan masyarakat pun tidak akan lagi terjerat dengan tengkulak.
Mengenai risiko kredit macet, Mualiman mengungkapkan bisa diminimalisasi dengan adanya asuransi. Karena itu kita adakan asuransi juga. Biasanya nelayan tidak bisa membayar kredit jika mereka dalam kondisi sakit. Sehingga untuk mengatasinya bisa melalui asuransi. "Layanan keuangan mikro ini akan dikembangkan secara bertahap di setiap daerah di Indonesia," katanya.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Kusumaningtuti S. Setiono, mengatakan jika kegiatan ini dirancang OJK bersama dengan industri jasa keuangan dengan tujuan untuk peningkatan literasi keuangan masyarakat dalam pemanfaatan produk dan jasa keuangan. "Dengan begitu masyarakat bisa mengenal dan memahami produk dan jasa keuangan dan menyesuaikan dengan kebutuhan mereka," katanya.
Menurut dia, industri keuangan menyambut baik adanya layanan keuangan mikro. Ini bisa terbukti dengan keikutsertaan Pegadaian dan asuransi di dalam layanan ini. "Ini merupakan konsep one stop shopping untuk komunitas yang berpenghasilan kecil," kata dia.
Untuk mensosialisasikan program ini akan diselenggarakan pasar keuangan rakyat di berbagai daerah di Indonesia. Pasar keuangan rakyat yang pertama akan digelar di Jakarta International Expo Kemayoran dari tanggal 20-21 Desember mendatang.
Sementara itu, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mengakui jika selama ini layanan perbankan masih sangat minim dinikmati oleh nelayan. "Padahal untuk membangun kemaritiman juga harus didukung oleh permodalan," katanya.
Indroyono mengilustrasikan jika kapal nelayan dengan bobot 10 gross ton ke bawah membutuhkan dana operasional sekitar Rp 1 juta saat melaut. Untuk mendapatkan dana ini pun bagi nelayan kecil sangat sulit. Sedangkan untuk mengakses pinjaman ke bank, mereka pun tidak bisa, karena tidak ada yang digadaikan. "Beda dengan petambak yang bisa menggadaikan surat tanah ke bank," katanya.
IVANSYAH
Terpopuler:
Tertinggal Pesawat, Dhani: Pilot Garuda Kampret
Begini Pembubaran Nonton Film Senyap di AJI Yogya
Polisi Tangkap Demonstran Anti-Natal di Mojokerto
JK Ketua Umum PMI, Titiek: Saya Tetap Menang