TEMPO.CO, Jakarta - Konflik di tubuh Partai Golkar perlahan mulai mereda. Kubu Ketua Umum Aburizal Bakrie alias Ical dan kubu Agung Laksono akan menyepakati penundaan penyelenggaraan Musyawarah Nasional ke-IX. "Ada titik terang ke arah kesepakatan," ujar Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, Sabtu, 29 November 2014.
Akbar menjelaskan, sinyal perdamaian terlihat dari kesediaan Ical menunda pelaksanaan munas hingga 2015. Namun dia masih mempertimbangkan kepastian ihwal bulan pelaksanaan munas. "Ical bersedia melaksanakan Munas pada 2015, tapi bukan bulan Januari," katanya.(Baca:Munas Golkar, Menkopolkam: Awas Ada Lubang)
Penetapan jadwal penyelenggaraan Munas Golkar pada 30 November 2014 di Nusa Dua, Bali, menuai reaksi penolakan dari Agung cs. Kubu Agung membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar dan menonaktifkan Ical dari jabatannya selaku ketua umum partai.
Agung yang didukung sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Pusat Golkar, seperti Priyo Budi Santoso dan Agun Gunanjar, berencana menggelar munas tandingan pada Januari 2015. Mereka juga mendaftarkan perubahan kepengurusan partai kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (Baca: 3 Strategi Agung Laksono cs Taklukkan Ical)
Upaya perdamaian ditempuh Dewan Pertimbangan sejak kemarin. Mereka mendatangi kantor Ical dan kediaman politikus senior Golkar, B.J. Habibie, guna menghindari perpecahan yang semakin parah. Jumat malam, Dewan Pertimbangan juga mendatangi kantor DPP Golkar untuk menemui kubu pendukung Agung.
Menurut Akbar, sinyal perdamaian ini dibicarakan kembali oleh Dewan Pertimbangan dengan kedua pihak dalam waktu dekat. "Saya harus membicarakan kembali dengan Ical untuk mendekatkan bulan tersebut. Jika itu tercapai, Agung dan kawan-kawan mengaku siap membubarkan Presidium," ujarnya.(Baca:Bertemu Habibie, Akbar Diwejangi Soal Kisruh Golkar)
Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar Agung Laksono menyambut baik inisiatif yang diambil Dewan Pertimbangan. Ia pun bersedia membicarakan kembali kemungkinan pelaksanaan munas di luar Januari 2015. "Mudah-mudahan apa yang dilakukan Akbar bisa menemukan solusi," katanya.
RIKY FERDIANTO
Baca juga:
Wanita Ini Jadi Penguasa Nomor 2 di Korea Utara
Kata Wagub Soal Demo BBM Makassar Tewaskan Arief
Media Jiran Protes Jokowi, Kata Menlu Tak Masalah
Malaysia Stop Ekspor Ikan ke Singapura