TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Golkar, Hajriyanto Thohari, mengatakan kedua kubu di dalam tubuh Partai Golkar punya waktu 40 jam untuk melakukan islah sebelum musyawarah nasional digelar pada 30 November mendatang. "Masih ada waktu untuk kompromi sebelum perpecahan meluas," katanya saat dihubungi, Jumat, 28 November 2014.
Ia mengatakan tak ingin dua munas digelar karena hal itu akan menyebabkan perpecahan meluas hingga ke lini bawah partai. "Harus satu munas saja yang diputuskan kedua kubu," katanya. (Baca: Ical Bilang ke Akbar, Munas di Bali Tetap 30 Nov)
Ia menilai perpecahan di dalam tubuh Golkar terjadi karena kedua kubu tidak konsisten dalam hal waktu penyelenggaraan munas. Awalnya, kubu Agung Laksono menginginkan munas diselenggarakan pada Oktober 2014 sesuai dengan anggaran dasar/anggaran rumah tangga. Namun Ical memaksakan penundaan munas hingga November. Akhirnya, ketika persiapan munas di Bali pada 30 November mendatang hampir rampung, kubu Agung memaksa munas ditunda hingga Januari 2015.
Karena itu, ia berharap kedua kubu sama-sama mengalah dan memilih tanggal yang baik untuk menyelenggarakan munas. "Tidak bisa satu kubu yang mengalah. Harus dua-duanya mengalah agar tidak merasa hebat," katanya.(Baca: Alasan Akbar Cs Sarankan Penundaan Munas Golkar)
Sebelumnya, bekas Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar dan anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar. Dia keluar dari Presidium karena merasa tidak dilibatkan dalam keputusan pembentukan tim tersebut. Sedangkan alasannya keluar dari DPP adalah ia merasa gagal membawa partai ke arah yang lebih baik.
INDRI MAULIDAR
Berita Lain
Jurus Saling Kunci Jokowi dengan Koalisi Prabowo
Ruhut: Demokrat Tolak Dukung Hak Interpelasi
Ini Isi Surat Anas dan Akil ke Kepala Rutan KPK
Tiga Momen Kedekatan Jokowi dan Menteri Susi