TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Centre for Strategic of International Studies, J. Kristiadi, mengatakan lawan politik Ical di Partai Golkar harus bergerak cepat menggalang dukungan kudeta. “Kubu Agung Laksono dan Agus Gumiwang harus segera cari dukungan ke kader di daerah yang selama ini diperlakukan sebagai jongos oleh Ical,” katanya saat dihubungi, Rabu, 26 November 2014. (3 'Dosa' Berat yang Membelit Ical)
Menurut dia, bila bergerak cepat, kemungkinan mendapatkan dukungan kudeta juga semakin besar. Ia juga yakin kubu penentang Ical akan direspons baik oleh kader di daerah. “Niat mereka memperbaiki Golkar harus dengan politik inklusif; melibatkan seluruh kader. Jangan seperti Ical yang bergaul dengan elite politik dan berbagi keuntungan,” ujarnya. (Kubu Ical: Golkar Tak Mengenal Presidium)
Kristiadi mengatakan sudah saatnya Ical dikudeta. Hal ini perlu dilakukan untuk membawa kepengurusan Golkar ke arah lebih baik. “Ical harus mau turun dengan bermartabat. Dia, kan, juga masih berhak mengikuti munas Januari nanti. Tapi harus dengan cara demokratis,” katanya.
Rapat pimpinan nasional di Yogyakarta memang memutuskan musyawarah nasional diselenggarakan 30 November 2014 di Bali. Namun, menurut Kristiadi, rapimnas itu hanya kebohongan. “Rapimnas itu diikuti elite politik. Bisa jadi semuanya mengangguk saja apa kata Ical,” katanya. (Pleno Golkar Pecat Ical dan Idrus Marham)
“Sekarang Golkar harus mau berubah jadi institusi inklusif. Jangan seluruh keputusan politik Golkar diambil untuk Ical,” tuturnya.
Sebelumnya, Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tadi malam memutuskan membekukan kepengurusan di bawah pimpinan Aburizal Bakrie. Menurut Muladi, Ketua Mahkamah Partai, kepengurusan Aburizal diambil alih oleh Presidium Penyelamatan Partai. Presidium diketuai oleh Wakil Ketua Umum Agung Laksono.
INDRI MAULIDAR
Baca berita lainnya:
Pleno Golkar Pecat Ical dan Idrus Marham
Enam Tokoh Ini Disebut-sebut Bakal Jadi Wakil Ahok
3 'Dosa' Berat yang Membelit Ical
3 Perseteruan Heboh Presiden Jokowi Versus DPR