TEMPO.CO, Malang - Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, resmi menutup tujuh lokasi prostitusi. Bupati Malang Rendra Kresna memimpin seremonial penutupan yang dipusatkan di lokasi prostitusi Girun, Dusun Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi.
Rendra mengatakan penutupan tujuh tempat prostitusi sudah disosialisasikan sejak enam bulan silam. Mayoritas wanita pekerja seksual sudah dilatih keterampilan sesuai dengan permintaan mereka.
Namun Pemerintah Kabupaten Malang tidak menyediakan dan tidak pula memberikan kompensasi kepada semua pekerja seks dan muncikari. Mereka hanya mendapat uang tali asih. "Kami sudah ajukan permohonan dana kompensasi ke Kementerian Sosial sebesar Rp 5 juta per orang WPS, tapi belum ada jawaban," kata Rendra, Senin, 24 November 2014.
Menurut Ketua Partai Golkar Kabupaten Malang itu, ada 380 pekerja seks dan sekitar 90 muncikari di tujuh lokasi prostitusi yang ditutup. Mayoritas pekerja seks dilatih keterampilan, kecuali mereka yang menghuni lokasi prostitusi Pulau Bidadari, Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, karena bukan penghuni tetap.
Selain Girun dan Pulau Bidadari, empat lokalisasi lagi adalah Suko, Kecamatan Sumberpucung; Slorok di Kecamatan Kromengan; Kebobang di Kecamatan Wonosari; Kalikudu di Kecamatan Pujon; dan Embong Miring di Kecamatan Ngantang.
Pada 2010, Pemerintah Kabupaten Malang juga menutup lokasi prostitusi Buk Tape, Desa Ngadilangkung, Kecamatan Kepanjen. Di lokasi esek-esek ini, ada 24 wisma dengan 60 pekerja seks.
ABDI PURMONO
Topik terhangat:
Paloh, Jokowi & Sonangol | Interpelasi Jokowi | Banjir Jakarta | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Salip Paus, Jokowi Masuk 10 Besar Voting TIME
Pengamat: Jokowi seperti Sinterklas
Pimpinan DPR Ini Tak Mau Teken Interpelasi Jokowi
Pembunuh Sri, Jean Alter Incar Tante Kesepian?
Daftar Gebrakan Susi Sebulan Jadi Menteri