TEMPO.CO, Bojonegoro - Solar sulingan tradisional produksi sumur tua terjual laris di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban pada hari pertama kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Produk solar sulingan ini semestinya diserap oleh koperasi bentukan Pertamina EP Cepu, tapi sebagian "bocor" dengan dijual langsung ke masyarakat.
Wahid, penjualnya, warga Bangilan, Tuban, mengatakan harga solar dari sumur tua berada pada kisaran Rp 5.000 per liter. "Pesanan bertambah," ujarnya, Selasa, 18 November 2014.
Dia mengaku biasa melayani pesanan hingga 50 liter setiap harinya. Pembeli datang membawa jeriken atau mengisi langsung ke tangki kendaraannya. Mereka umumnya petani yang membutuhkan solar untuk mesin diesel yang menggerakkan irigasi, nelayan untuk perahu motornya, dan sopir atau pengusaha angkutan umum Bojonegoro-Ngawi.
Namun, tutur Wahid, harga BBM sulingan tradisional juga akan ikut naik. "Kemungkinan menjadi menjadi Rp 6.000 per liter, mengikuti kenaikan harga," katanya. (Baca: Harga BBM Naik, Istana Digempur Demonstran)
Sumur minyak tradisional memang banyak tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban. Produksi minyak sulingan masyarakat sudah berjalan puluhan tahun.
Sumur dengan rata-rata kedalaman 400-800 meter dieksploitasi menggunakan timba besi yang ditarik mesin diesel melalui kabel kawat. Tiga tahun silam, sling besi itu ditarik dengan tenaga manusia.
Timba menghasilkan air sekitar 95 persen dan sisanya minyak mentah. Air dan minyak mentah yang masih bercampur itu dimasukkan ke kolam dan dipisahkan dengan cara manual. Selanjutnya, minyak yang sudah terkumpul disuling menghasilkan solar dan minyak tanah. Tentu saja, penyulingan secara sederhana pula.
Sebagian besar minyak mentah disetorkan ke koperasi yang telah dibentuk Pertamina EP Cepu. Juru bicara Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Aulia Arbiani, belum bisa dikonfirmasi. Dihubungi lewat teleponnya tidak dijawab meski dalam keadaan aktif.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Bojonegoro Agus Supriyanto mengatakan pihaknya tetap melakukan pengawasan terhadap produk minyak dari sumur tua dan hubungan kerjanya dengan Pertamina. "Tetap kami ikut membantu pengawasan," ujarnya, Selasa, 18 November 2014.
SUJATMIKO
Terpopuler
Islah DPR, Pramono Anung Sindir Fadli Zon
Ahok Didoakan Jadi Mualaf di Muktamar Muhammadiyah
Jokowi: Harga BBM Naik Rp 2.000 Per Liter
Pujian ke Ahok: Lebih Islami ketimbang Muslim