TEMPO.CO, Mojokerto -Angin ribut merusak salah satu cungkup atap pelindung situs peninggalan Kerajaan Majapahit di kawasan Pusat Informasi Majapahit (PIM) dan Museum Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Selasa, 11 November 2014. Satu dari lima cungkup itu robek dan besi kerangka atapnya patah. “Cungkup yang lain tidak apa-apa,” kata Kepala Seksi Perlindungan, Pemanfaatan, dan Pengembangan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Adhi Widodo, hari ini.
Meski cungkup yang terbuat dari membran berukuran 12x12 meter itu robek dan rangka besi atap ada yang patah namun tiang penyangga cungkup tidak sampai roboh. Cungkup membran yang rusak diganti dengan terpal guna melindunginya dari hujan.(Lihat: Trowulan, Peninggalan Majapahit yang Terancam)
Tak ada pengunjung atau petugas yang berada di kawasan museum terbuka saat kejadian itu. Belum diketahui berapa kerugian akibat rusaknya cungkup. “Masih didata petugas.”
BPCB menyebutkan lima cungkup dibangun bertahap sejak 2008 hingga 2012. Cungkup pelindung itu didirikan untuk melindungi struktur purbakala yang terpendam di tanah diduga bekas permukiman masyarakat Majapahit.(Baca: Presiden Diminta Menjelaskan Status Trowulan)
Selain merusak cungkup atap pelindung situs, angin ribut di Kecamatan Trowulan juga merobohkan salah satu pohon beringin di kawasan Pendapa Agung. Namun robohnya pohon beringin ini tak sampai menimbulkan kerusakan berat pada bangunan pendapa yang status pengelolaannya masih di bawah Komando Daerah Militer (Kodam) V/Brawijaya itu.
Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Tanto Suhariyadi mengimbau masyarakat untuk waspada di tengah musim peralihan dari kemarau ke hujan. “Rawan angin puting beliung dan longsor.”
Kecamatan rawan angin ribut adalah Kecamatan Pungging, Mojosari, Trawas, dan Pacet. Sedangkan wilayah yang rawan longsor adalah lereng Gunung Penanggungan dan Welirang.
ISHOMUDDIN
Terpopuler