TEMPO.CO , Jakarta:Ketua Umum Partai Persatuan Pembangun hasil muktamar Jakarta, Djan Faridz mengancam akan memecat Romahurmuziy dan pendukungnya dari kepengurusan partai. Pemecatan itu akan dilakukan bila Romi tak kunjung mau berdamai dengan pengurus hasil muktamar Jakarta.
“Kami terus mencoba menyadarkan mereka tetapi, kalau sepuluh kali disadarkan dan tak bisa, pasti tindakan pemecatan akan dilakukan,” ujar Djan pada Tempo saat ditemui di kantornya, Kamis malam, 6 November 2014.
Menurut Djan kepengurusan yang terbentuk dari muktamar Jakarta merupakan kepengurusan sah PPP. Alasannya, muktamar dilakukan dengan restu Ketua Majelis Syariah, Maimun Zubair. Muktamar itu, menurut Djan juga dihadiri lebih dari separuh pengurus cabang dan wilayah seluruh Indonesia. Sedangkan muktamar Surabaya yang digelar kubu Romahumuziy tidak sah karena bertentangan dengan keputusan Kementerian Hukum dan HAM. (Baca:Lulung Dipecat PPP Kubu Romi)
Djan menyebutkan, berdasarkan surat Kemenkumham yang dikeluarkan pada 25 September 2014, perselisihan internal PPP harus dilakukan melalui Mahkamah Partai. “Bila penyelesaian lewat mahkamah tak tercapai, baru dilakukan melalui pengadilan negeri,” ujar Djan. (Baca::Konflik PPP, Haji Lulung: Romi Itu Bodoh)
Pada 28 Oktober Mahkamah Partai pun telah mengeluarkan keputusan yang menyatakan muktamar harus diselenggarakan oleh pengurus hasil Muktamar VII di Bandung pada 2011. Surat mahkamah itu pun menyatakan muktamar yang diselenggarakan di Surabaya pada 15-18 Oktober tak sah. “Jelas hanya ada satu muktamar dan bukan yang di Surabaya.”
Djan terpilih secara aklamasi dalam muktamar di Sahid akhir Oktober lalu. Ketua Dewan Pengarah Muktamar, Fernita Darwis mengatakan Djan terpilih dengan suara bulat dari sekitar 900 peserta yang hadir. Panitia mencatat muktamar dihadiri peserta dari 28 pengurus wilayah dan 430-an pengurus daerah. (Baca:Kata Lulung Soal Kisruh PPP )
IRA GUSLINA SUFA
Baca juga:
Perpanjangan Waktu, Persib Tahan Persipura 2-2
Risma Didesak Putuskan Kontrak Investor Pasar Turi
Setelah 2 Minggu Lengser, SBY Sapa Wartawan
Kepercayaan Masyarakat Jadi Modal Pemilu E-Voting