TEMPO.CO, Jakarta - Senapan serbu Avtomat Kalashnikova 47 atau AK-47 merupakan legenda dalam dunia militer. Pemakainya mulai dari militer, gerilyawan, hingga teroris. Senjata yang diciptakan oleh Mikhail Kalashnikov itu ditengarai sudah diproduksi 100 juta unit serta tersebar di seluruh dunia. (Baca: Beragam Alat Militer Canggih di Indo Defence 2014)
Selang 67 tahun, Kalashnikov Concern, produsen senapan tersebut memperkenalkan generasi penerus AK-47. "Kalashnikov Concern membawa AK-103, AK-104, dan AK-105 dalam pameran ini," kata Baryshnikov Andrey pada Indo Defence 2014 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis, 6 November 2014. (Baca: Jokowi Batal Buka Indo Defence 2014)
Menurut dia, kelebihan senapan itu ialah ringkas dan mudah digunakan di segala medan. Selain itu, generasi penerus AK-47 itu sangat efektif dan fleksibel saat dipakai oleh pasukan yang sedang berlari maupun posisi siap tempur. Sebab, bobotnya hanya 3,2 kilogram saja. "Bahan kotak peluru, penyangga senapan, dan pegangan terbuat dari plastik berkualitas tinggi," kata dia. (Baca: Indonesia 10 Tahun Lagi Bisa Produksi Alat Militer)
Keandalan senapan ini, ujar Andrey, tak perlu diragukan. Tiga jenis senjata AK terbaru ini bisa memuntahkan peluru sebanyak 600 selongsong per menit. Ketika pelatuk ditarik, kata dia, peluru melesat dengan kecepatan 670 meter per detik untuk AK-104 dan AK-105, sementara AK-103 bisa melesatkan peluru dengan kecepatan 715 meter per detik. (Baca: Indo Defence 2014 Bidik 25 Ribu Pengunjung)
Kalashnikov Concern merupakan salah satu perusahaan Rusia yang mengikuti Indo Defence 2014. Indo Defence merupakan pameran alat dan sarana militer terbesar yang digelar di Indonesia. Banyak negara seperti Inggris, Portugal, Brasil, Belarusia, Singapura, Malaysia, dan Prancis ikut ambil bagian dalam acara ini.
RAYMUNDUS RIKANG
Topik terhangat:
TrioMacan | Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Pengganti Ahok
Berita terpopuler lainnya:
3 Jagoan Intel Ini Calon Kuat Kepala BIN
Raden Nuh Sempat Melawan Saat Ditangkap
Cara Menteri Susi Berantas Pencurian Ikan
Kata Jokowi, Informasi BIN Sering Meleset