TEMPO.CO, Jakarta - Syahrul Raja Sempurnajaya, terdakwa kasus korupsi lahan makam di Bogor, bercerita mengenai asal sumber kekayaannya yang mencapai Rp 5 miliar, US$ 369.189, dan Sin$ 120 ribu. Padahal, dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara per 1 Februari 2010, kekayaan Syahrul hanya tercantum sekitar Rp 1,5 miliar.
Lonjakan nilai kekayaan Syahrul terjadi saat menjabat Kepala Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan pada 2011-2013. (Baca: Kata Eks Kepala Bappebti Soal Transfer Rp 1,5 M)
"Selain itu, saya juga menjabat Sekretaris Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri dengan pendapatan Rp 8 juta per bulan," kata Syahrul di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2014.
Selain itu, tutur Syahrul, pada November 2008, dia sempat menikah untuk kedua kalinya dengan Herlina Triana Diehl. Istri keduanya ini, menurut Syahrul, memiliki harta yang melimpah dari kegiatan wirausaha dan jual-beli mata uang asing.
"Sebelum menikah dengan saya, Herlina bahkan sempat punya rumah sakit di Pematang Siantar, Sumatera Utara," kata Syahrul. (Baca: Korupsi Lahan Makam, Syahrul Terbiasa Hidup Mewah)
Majelis hakim yang diketuai Sinung Hermawan meragukan kekayaan Syahrul. Sebab, dalam jangka waktu dua tahun, dia berhasil melipatgandakan kekayaannya.
Duit yang diduga hasil korupsi itu, dalam dakwaan jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi, dipakai untuk membuka deposito, ditukar dengan mata uang asing, serta membeli tanah dan mobil. Ada juga yang dipakai untuk membeli perhiasan dan apartemen di Jakarta.
RAYMUNDUS RIKANG
Berita Terpopuler
Pendiri Facebook Temui Jokowi, VOA Islam Berang
Komentari FPI, Akun Megawati Ditanya Balik
3 Orang Ini Calon Kuat Jaksa Agung Kabinet Jokowi
KPK: Jokowi Clear!