TEMPO.CO, Jakarta - Ada pemandangan menarik dalam defile puncak perayaan hari ulang tahun ke-69 Tentara Nasional Indonesia (HUT TNI) di Dermaga Ujung, Komando Armada Timur, Surabaya, Selasa, 7 Oktober 2014. Dalam parade itu, tampil tank buatan Prancis tahun 1950-an, AMX-13, yang sudah dimodifikasi. (Baca juga: Mengenal Tank Leopard, Bintang Baru HUT TNI)
Tank AMX-13 hasil modifikasi berwarna hijau tua itu tampil di depan mimbar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seusai Leopard dan Marder melintas. Leopard dan Marder adalah tank yang seharusnya menggantikan AMX sebagai arsenal Korps Kavaleri Angkatan Darat.
Namun, AMX-13 tak minder tampil bersama penerusnya karena punya tampang baru. Perubahan yang paling mencolok terletak pada meriam yang terpasang di kubah putar (turret). Ukuran meriam ini lebih besar dari bawaan pabrik setelah dimodifikasi oleh PT Pindad sejak 2011 sampai 2014. "Kami diminta memperbarui 13 unit sampai 5 Oktober 2014," kata Direktur Utama PT Pindad Tri Hardjono kepada Tempo. (Lihat foto: Perakitan Tank AMX-13 di Pabrik PT Pindad di Bandung)
Dalam standar pabrik, AMX-13 dilengkapi meriam kaliber 75-90 milimeter. Kini Pindad menggantinya dengan meriam 105 milimeter, setara dengan senjata tank berat sekelas Abrams. Akibatnya, jika dilihat sepintas, meriam di turret AMX-13 tampak terlalu besar dibandingkan dengan tubuhnya yang mungil. Tank AMX-13 memiliki berat 14 ton, panjang 6,36 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 2,35 meter.
Tri mengatakan timnya sempat menemukan kendala saat mengubah AMX-13. Masalah paling besar adalah material yang cocok untuk tank berumur 60 tahun itu. Namun, ada juga keberhasilan yang dicapai tim ini, yakni perubahan sistem penembakan dari manual menjadi elektronik. Dapur pacu tank ini juga sukses diganti, dari mesin bensin menjadi diesel.
Menurut Tri, modifikasi AMX-13 mampu memangkas biaya pengadaan tank TNI. Sebab, biaya permak hanya Rp 7-10 miliar, lebih murah tiga kali lipat dari harga tank baru. "Paling murah sekarang Rp 30 milar."
INDRA WIJAYA
Berita Terpopuler
Gerindra Kritik Oesman Sapta Odang, Calon Ketua MPR
Koalisi Jokowi Sukses Rayu DPD, Siapa Dalangnya? |
Jokowi-JK Dijegal, Pengamat: SBY Keluarkan Dekrit
Diperiksa KPK, Bonaran Ungkap Peran Akbar Tandjung