TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Andika Perkasa mengatakan Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo langsung memberikan instruksi untuk tidak melawan balik dan menjaga kondisi di Batam saat mendengar insiden TNI-Brimob pada Ahad, 21 September 2014.
Gatot mendapat laporan soal insiden penembakan anggota TNI AD oleh Brimob ini saat berada di Australia. Menurut Andika, dua insiden penembakan pertama terjadi diduga karena salah alamat dan mengenai dua prajurit yang secara tidak sengaja sedang melintas di dekat lokasi. "Kelihatannya tidak disengaja," kata Andika.
Adapun Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan polisi sedang memeriksa penggunaan senjata oleh tim Brimob. (Baca: Polisi Batam Tembak Empat Tentara.) Jika tim pemeriksa menemukan bukti bahwa penembakan itu tidak sesuai prosedur, Boy menjamin anggota Brimob yang menembak akan dihukum. "Kita lihat apakah aksi mereka sesuai dengan KUHAP atau tidak," kata Boy.
TNI juga menyarankan Kapolri agar menurunkan tim khusus untuk menyelidiki penembakan. "Kepala Staf TNI AD akan menyarankan kepada Kapolri untuk segera membentuk tim investigasi gabungan untuk mengusut peristiwa ini," kata Andika. (Baca: Tentara Ditembak Polisi, Korban Jalani Operasi)
Seperti telah diberitakan, empat anggota TNI AD menjadi korban penembakan anggota Brimob di Batam pada Ahad, 21 September 2014. Korban penembakan itu adalah Prajurit Ta Kompi Senapan A Prajurit Satu Ari Kusdiyanto Ta Kes Kima Batalion Infanteri, Prajurit Dua Hari Sulistiyo dengan jabatan Ta Ki Bantuan, Prajurit Kepala Eka Basri dengan jabatan Ta Kompi Senapan A, dan Prajurit Satu Eka Syahputra dari Ta Kima. Mereka berasal dari Batalion Infanteri 134.
Penembakan berawal dari penggerebekan gudang penimbunan solar milik N, warga Perumahan Cipta Asri, Batam, oleh tim gabungan Reserse Kriminal Khusus dan Brigade Mobil dari Polda Kepulauan Riau. Tim terdiri dari 15 anggota Brimob dan lima anggota Reserse Krimsus.
Namun penggerebekan tersebut gagal. Menurut Boy Rafli Amar, kegagalan tim disebabkan warga menghalangi operasi itu.
ROBBY IRFANY
Berita Terpopuler
Fahri Hamzah: Jokowi Kayak Enggak Pede
PKS: Pilkada oleh DPRD Usulan SBY
Menteri Agama Tak Setuju Perubahan Nama
Jokowi Pastikan Ubah APBN 2015