TEMPO.CO, Dompu - Warga Desa O’o, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, trauma mendengar suara tembakan maupun aparat yang mengepung wilayah mereka secara tiba-tiba saat penembakan warga yang diduga teroris oleh Detasemen Khusus 88 Anti-Teror Markas Besar Kepolisian RI.
"Kalau ada orang-orang baru yang datang ke kampung, warga langsung menutup pintu rumahnya sambil melihat siapa yang datang,” kata Kepala Desa O’o, Ahmad, Ahad, 21 September 2014.
Pada Sabtu sore, Densus 88 Antiteror menangkap lima orang yang diduga terlibat terorisme dari Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima. Satu warga tewas ditembak Densus 88 di Kabupaten Dompu. Penangkapan dan penembakan itu diduga terkait dengan jaringan Idham alias Oni yang dibekuk Densus di depan SPBU di Alas, Sumbawa, Juni lalu. (Baca juga: Densus 88 Tangkap Lima Terduga Teroris di Bima)
Menurut Ahmad, dia mengunjungi warga desa pada Ahad. Saking takutnya, warga setempat mengintip dulu lewat jendela dari dalam rumah sebelum keluar menemui Ahmad.
Ahmad mengatakan dalam peristiwa penembakan itu, warga yang paling merasakan ketakutan berada di Dusun Kala Timur. Pasca-penggerebekan, mereka lebih memilih diam di rumahnya.
Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat Brigadir Jenderal Sriyono membenarkan terjadi penangkapan sejumlah orang yang diduga terlibat jaringan terorisme. ”Polisi masih berada di lapangan,” kata Sriyono.
AKHYAR M NUR
Berita lain:
Ahok Ingin Asian Games Jakarta Lebih Wah dari Cina
IIMS 2014, Hyundai Target Jual 400 Mobil
Apel Konsolidasi Gerindra Bergaya Militer