TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa kasus Hambalang, Anas Urbaningrum, kembali membeberkan istilah baru untuk mantan karibnya, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin. Bila sebelumnya Anas menjuluki Nazaruddin dengan sebutan Lucky dan criminal collaborator, kini mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu menyebut Nazar pinokio, boneka kayu yang hidungnya panjang bila berbohong.
"Kualitas keterangan saksi Pinokio," ujar Anas ketika membacakan pembelaan atau pleidoinya dalam sidang kasusnya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis, 18 September 2014.
Sederet julukan itu tak lepas dari kejengkelan Anas terhadap partner bisnisnya di Permai Group tersebut. Sejak ditetapkan tersangka kasus suap Wisma Atlet sekitar tiga tahun lalu, Nazar kerap mengungkap keterlibatan Anas dalam berbagai kasus korupsi. Hingga pada akhirnya Anas ditetapkan tersangka proyek Hambalang.
Lucky terungkap sebagai nama samaran Nazaruddin saat menggarap proyek pemerintah di Permai Group. Kemudian criminal collaborator adalah pelesetan Anas terhadap istilah justice collaborator atau pihak yang bekerja sama dengan pemerintah mengungkap kasusnya. Istilah itu dipelesetkan lantaran Anas menuding Nazar tak kapok mengelola bisnisnya hingga ke dalam penjara. "Dia tak layak disebut justice collaborator," ucap Anas.
Lalu muncul julukan baru Pinokio. Istilah ini digunakan mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam itu lantaran gerah dengan Komisi Pemberantasan Korupsi yang menggunakan keterangan Nazar dalam tuntutannya. Ia menganggap Nazar tak layak dijadikan dasar tuntutan lantaran kerap berbohong. "Entah motivasi apa yang mendorong (Nazar) untuk rela jadi Pinokio," katanya.
Anas dituntut 15 tahun penjara lantaran dituduh menerima gratifikasi berupa satu unit mobil Toyota Harrier dan satu unit Toyota Vellfire. Dia juga diduga menerima duit kegiatan survei dalam bursa Ketua Umum Partai Demokrat 2010 sebanyak Rp 116,5 miliar dan sekitar US$ 5,2 juta. Belakangan dia juga dituduh mencuci uang hingga Rp 23 miliar.
TRI SUHARMAN | ANDI RUSLI