TEMPO.CO, Jakarta - Suryadharma Ali berbalik mengancam akan memecat seluruh pengurus pusat Partai Persatuan Pembangunan yang memutuskan pelengseran dirinya dari kursi ketua umum. "Selaku ketua umum, saya dapat memberhentikan siapa pun," katanya seusai walk out dari rapat harian partainya di markas PPP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu dinihari, 10 September 2014. (Baca: Pelengseran Suryadharma Ali, Dimyati: Itu Kudeta)
Pertemuan tertutup itu diikuti 35 dari 52 pengurus pusat PPP. Di antaranya Emron Pangkapi, Suharso Monoarfa, Hasrul Azwar, Lukman Hakim Saifuddin, dan Romahurmuziy. Rapat memutuskan Suryadharma tak lagi menjabat ketua umum. Mereka mengangkat wakil ketuanya, Emron Pangkapi, selaku pejabat ketua umum.
Suryadharma mengatakan dirinya ketua umum yang dipilih dan diangkat dalam muktamar PPP. Adapun pihak yang melengserkannya itu, kata Suryadharma, adalah orang-orang yang dia tunjuk untuk membantunya mengurus partai. "Logikanya di mana, orang yang diangkat oleh ketua umum berupaya memberhentikan ketua umumnya," ujarnya. (Baca: Zarkasih Ragu Rencana Mengkudeta Suryadharma Sukses)
Mantan Menteri Agama itu memahami posisinya sebagai tersangka korupsi dana haji di Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebab itulah dia hendak melepaskan jabatannya dalam forum yang tepat, yakni muktamar PPP. "Saya mengusulkan pada 22-23 Oktober, tinggal satu bulan," katanya. "Saya dizalimi."
Namun ancaman Suryadharma tak membikin pengurus PPP gentar. Mereka tetap kukuh melengserkannya sebelum muktamar digelar. "Pelaksana ketua umum diminta untuk mengagendakan musyawarah kerja paling lambat 25 September untuk membahas kepanitiaan muktamar," kata Romahurmuziy saat memberikan keterangan pers seusai pertemuan. (Baca: Hamzah Haz Desak PPP Percepat Muktamar)
TRI SUHARMAN
Baca juga:
Ketua PBNU: Pilkada Langsung Bukan Perintah UUD45
Bukti Tak Kuat, Kasus Asusila Sitok Akan Dihentikan
Lengser, Menteri-menteri SBY Tak Dapat Pesangon
Kelar Jadi Menteri, Nilai Pensiun CT Paling Kecil
RUU Pilkada, Jokowi Siap Terima Ahok Jadi Sekutu