TEMPO.CO, Surabaya - Pengamat transportasi Darmaningtyas menyarankan Pemerintah Kota Surabaya tidak memilih monorel sebagai angkutan massal cepat. Menurut Darmaningtyas, menurut pengalaman di berbagai kota di dunia, monorel justru membuat bangkrut karena membebani anggaran pemerintah kota.
"Saya menyarankan lebih baik jangan pilih monorel," kata Darmaningtyas kepada Tempo seusai diskusi publik mengenai sektor transportasi di Hotel Bumi, Surabaya, Selasa, 9 September 2014. (Baca juga: Proyek Monorel Surabaya Dapat Rp 400 Miliar)
Monorel membuat pemerintah bangkrut lantaran jalur dan penumpangnya terbatas. Kondisi itu menyebabkan pendapatan monorel terbatas, sehingga merugi. Berbeda dengan trem yang dinilai lebih menguntungkan. Sebab, trem mampu mengangkut penumpang lebih banyak. Investasi yang diperlukan pun tidak sebesar monorel.
Karena itu, Darmaningtyas meminta Pemerintah Kota Surabaya tidak memilih monorel sebagai angkutan massal cepat jika tidak ingin Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Surabaya terbebani.
Jika ngotot memilih monorel, Pemerintah Kota harus menyiapkan dana subisidi yang besar untuk dana operasional. "Monorel itu investasi besar. Operasionalnya juga besar, penumpangnya sedikit," kata Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia ini.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita lain:
Temui Mega, Risma Tak Bersedia Jadi Menteri Jokowi
PKS Blunder Usung Pilkada Tak Langsung
Ketemu Sudi Silalahi, Rini Minta Maaf