Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dampak Merapi, Kemalang dan Cangkringan Dikosongkan

image-gnews
Gunung Merapi terlihat jelas di pagi hari dari kawasan Kaliadem, kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Yogyakarta, 20 Juni 2014. TEMPO/Suryo Wibowo.
Gunung Merapi terlihat jelas di pagi hari dari kawasan Kaliadem, kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Yogyakarta, 20 Juni 2014. TEMPO/Suryo Wibowo.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebagian daerah di Kecamatan Kemalang di Klaten, Jawa Tengah, dan Kecamatan Cangkringan di Sleman, Yogyakarta, harus dikosongkan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, sebagian daerah di dua kecamatan itu masuk kategori lindung 2 (L2) karena masuk dalam kawasan rawan bencana alam geologi dan terkena dampak langsung letusan Gunung Merapi.

"Ada perlindungan maksimal terhadap manusia, permukiman, dan infrastruktur. Jadi daerah itu benar-benar dikosongkan," kata Direktur Penataan Ruang Wilayah Nasional Kementerian Pekerjaan Umum Budi Situmorang dalam sosialisasi perpres tersebut di Hotel Shantika Yogyakarta, Selasa, 9 September 2014.

Data Dinas Pekerjaan Umum, Permukiman, dan Energi Sumber Daya Mineral DIY, sebagian daerah Kecamatan Cangkringan tersebut meliputi lima desa. Yaitu sebagian Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo, Argosari, dan Wukirharjo.

Kepala Dinas PU dan ESDM DIY Rani Sjamsinarsi menjelaskan, semula ada 2.739 kepala keluarga yang menghuni kawasan tersebut. Saat ini tinggal 588 kepala keluarga yang bertahan.

Sedangkan daerah yang masuk Kemalang, menurut Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Jawa Tengah Maladiyanto, adalah Desa Balerante. Ada 165 kepala keluarga yang masih bertahan di sana. Salah satu upaya untuk memberikan perlindungan adalah dengan membangun jalur evakuasi. (Baca: Status Gunung Merapi Normal, Warga Tetap Waspada)

Budi menambahkan, meskipun kawasan L2 harus kosong dari permukiman, tidak menutup kemungkinan bisa dipergunakan untuk pertanian. Hanya saja tetap ada upaya pengendalian pemanfaatan ruangnya. "Pengendalian bukan berarti tidak boleh atau larangan. Ada ketentuannya. Kalau merusak, arahannya tidak boleh," kata Budi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ini, DIY menunggu tindak lanjut dari perpres tersebut berupa penyusunan rencana detail dari tata ruang kawasan Taman Nasional Merapi. Penyusunannya diserahkan kepada pemerintah Sleman.

"Itu kewajiban Sleman. Kalau perlu pertolongan, pemerintah DIY akan turun tangan," kata Rani. Rani mengatakan, zona L2 tersebut, disesuaikan pemanfaatan ruangnya dari kegiatan permukiman yang diatur dalam perpres secara bertahap dalam jagka waktu tiga tahun.

"Jangan diartikan Kementerian PU mengharuskan lokasi tersebut kosong. Tapi itu daerah bahaya yang akan dilewati aliran lahar," kata Rani.

PITO AGUSTIN RUDiANA

Berita Terpopuler:
PKS Blunder Usung Pilkada Tak Langsung
Ketemu Sudi Silalahi, Rini Minta Maaf
Demi Prabowo, PKS Setuju Pilkada Lewat DPRD
Jokowi: RUU Pilkada Potong Kedaulatan Rakyat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

2 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

5 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

20 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

21 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

30 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

38 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

42 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

46 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

46 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

46 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.