TEMPO.CO, Sumenep - Produksi garam rakyat di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada 2014 diprediksi hanya berkisar 100 ton. Angka ini jauh di bawah yang ditargetkan, sekitar 300 ton. "Penurunan produksi ini karena pengaruh musim pancaroba," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumenep, Mohammad Jakfar, Kamis, 4 September 2014.
Selain faktor cuaca, penurunan produksi garam akibat alih fungsi sejumlah ladang garam menjadi tambak ikan seperti yang terjadi di Kecamatan Dungkek. Data Dinas Kelautan dan Perikanan menyebutkan produksi tertinggi garam rakyat di Sumenep terjadi pada 2012 lalu dan bergerak turun setelahnya. Saat itu, dari 68 ribu hektare di 11 daerah sentra garam dihasilkan 220 ton garam.
"Tapi kami terus berupaya meningkatkan produksi garam, salah satunya dengan produksi garam lewat geomembran," ujar Jakfar. (Baca: SBY Juga Pernah Janjikan Solusi)
Sementara itu, harga garam rakyat di Sumenep juga jauh di bawah ketentuan pemerintah. "Garam saya hanya dibeli Rp 350 per kilogram, padahal menurut aturan Rp 550," kata Arhami, petani garam di Desa Pinggir Papas.
MUSTHOFA BISRI
Terpopuler
Jero Tersangka, Eks Dirut Pertamina Akan Diperiksa
Ahok: Tak Suka Sama Saya, Mau Duel? Ayo!
Pindahkan Makam Nabi, Saudi Disumpahi Bakal Hancur
Wanita di Rumah Jero Sebut KPK Pakai Ilmu Hitam