TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Nazaruddin, mengaku pernah bertemu dengan para kiai sebelum membongkar kasus dugaan korupsi proyek Hambalang pada pertengahan 2011. Menurut Nazar, sejak bertemu dengan para kiai itulah, dia akhirnya memutuskan untuk membeberkan kasus Hambalang.
Nazar mengatakan memang tidak ada niat untuk membuka perkara ini. Namun dia mengaku adalah kesalahan besar jika tidak membeberkan perkara tersebut. Menurut dia, satu-satunya cara memperbaiki kesalahannya adalah berkata jujur kepada penegak hukum. (Baca: PPATK Temukan Aliran Dana Nazar ke Para Politikus)
"Tadinya saya ragu untuk membuka kasus ini. Apalagi yang terlibat orang-orang dekat saya. Tapi niat saya, saya hanya mau ngomong jujur saja apa adanya kepada KPK," ucap Nazar ketika bersaksi untuk terdakwa Anas Urbaningrum di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin, 25 Agustus 2014. Anas, bekas Ketua Umum Demokrat, menjadi terdakwa dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. (Baca: Nazar: Uang US$ 1 Juta untuk Anas, Bukan Marzuki)
Nazar juga mengatakan setiap keterangan yang dia berikan dapat dipertanggungjawabkan. Dia juga mengatakan tidak ada satu pun keterangan yang ditambah ataupun dikurangi. "Demi Allah, keterangan saya benar dan dapat saya pertanggungjawabkan, dan tetap seperti ini. Saya sudah tujuh kali jadi saksi dan tidak pernah berubah," katanya.
ANJANI HARUM UTAMI
Berita Terpopuler Lainnya:
Jokowi Kalah Rapi Ketimbang Paspampres
Unimog Milik Massa Prabowo Harganya Rp 1-2 Miliar
Begini Spesifikasi Calon Tunggangan Jokowi
Mobil Jokowi Antipeluru dan Tahan Ledakan