TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) membantah telah terjadi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi di sejumlah daerah. Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina, Hanung Budya mengatakan fenomena di wilayah saat ini merupakan konsekuensi logis dari pengendalian BBM untuk menyesuaikan kuota yang tersedia. (Baca : Jero Wacik Pastikan Kuota BBM Subsidi Tak Ditambah)
"Secara nasional dikurangi dari 48 juta kiloliter ke 46 juta kiloliter sehingga kami melakukan langkah-langkah penyesuaian," kata Hanung saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Senin, 25 Agustus 2014. (Baca : BBM Bersubsidi Mulai Langka di Padang)
Menurut Hanung, pengendalian yang diterapkan oleh Pertamina yakni memangkas penyaluran harian BBM subsidi di SPBU seluruh Indonesia. Untuk premium, Pertamina memangkas hingga 5 persen, sedangkan solar dipangkas sekitar 10-15 persen. "Misalnya kuota solar di suatu SPBU 20 ribu kiloliter, berarti hanya dipangkas 1000 liter, besok diisi lagi, begitu seterusnya." (Baca : Istri Wakil Wali Kota Antri Bensin Eceran di Tegal)
Untuk menutupi BBM subsidi yang dipangkas tersebut, Pertamina menggantinya dengan BBM non-subsidi, antara lain produk Pertamax dan Pertamax Dex. "Sebenarnya pilihan yang sama-sama sulit, tapi kami menyampaikan kepada masyarakat bahwa intinya tidak ada kelangkaan, ini hanya pengendalian," ujarnya.
Mengenai kondisi kelangkaan di sepanjang jalur Pantura, menurut Hanung karena masyarakat terlalu panik. Ia mencontohkan, masyarakat biasanya mengkonsumsi hanya 10 liter per hari, tapi sekarang membeli full tank.
Sebelumnya, dilaporkan terjadi antrean panjang di sejumlah SPBU jalur Pantura, tepatnya di wilayah Tegal dan Brebes. Antrean juga terjadi di wilayah Cirebon. Mereka antre untuk mendapatkan Premium.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler
PAN-Golkar Tolak Posisi Menteri Kabinet Jokowi
Istri PM Malaysia Pulang Kampung ke Sumatera Barat
Jokowi Kalah Rapi Ketimbang Paspampres
Wibawa Golkar Turun Jika Gabung ke Jokowi
Soal Ketua DPR, Koalisi Merah Putih Siapkan Nama