TEMPO.CO, Cirebon - Musim kemarau yang melanda Subang, Indramayu, dan Cirebon membuat harga gabah kering giling (GKG) melonjak. "Harga diprediksi akan terus naik hingga berakhirnya musim kemarau," kata Wakil Ketua Ketua Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang.
Saat ini, harga gabah kering panen (GKP) berkisar antara Rp 4 ribu-4.500 per kilogram. Harga itu dinilai sangat tinggi dibandingkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) seperti yang tercantum pada Inpres Nomor 3 tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah. Pada Inpres itu tercantum jika HPP GKP di tingkat petani Rp 3.300 per kg sedangkan di tingkat penggilingan Rp 3.350 per kg.
Menurut Sutatang, harga GKP ditingkat petani diprediksi terus naik, apalagi pada panen musim gadu (kemarau), petani biasanya tidak menjual seluruh hasil panennya sekaligus. Sehingga gabah yang ada di pasaran pun tidak banyak. "Ini yang menyebabkan harga gabah terus naik," kata dia.
Sekretaris HKTI Kabupaten Cirebon Tasrip Abu Bakar mengatakan puncak tertinggi harga gabah diprediksi pada November mendatang. Harga gabah kering panen bisa mencapai Rp 5.500 per kg. Tingginya harga gabah di musim tanam gadu karena kualitas gabah yang dihasilkan pada musim kemarau lebih bagus. "Kandungan airnya minim sehingga untuk dijemur pun tidak membutuhkan waktu yang lama," kata dia.
Namun pada musim tanam gadu, petani justru dihadapkan dengan berbagai macam hama. Sehingga produksi per hektarenya biasanya turun. Sehingga petani memilih untuk menahan dulu stok gabah menunggu harga gabah terus naik. "Nilai positifnya, petani memiliki stok gabah," ujar Tasrip.
IVANSYAH
Terpopuler:
Istri Wakil Wali Kota Antre Bensin Eceran di Tegal
Tim Jokowi-JK Susun Tiga Opsi Kabinet
Pengganti Busyro, KPK Setuju Nama Ini
Angel Di Maria Segera Berseragam MU