TEMPO.CO, Jakarta - Pendaftaran calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi pengganti Busyro Muqoddas sudah dibuka sejak 15 Agustus lalu. Menurut Ketua Sekretariat Panitia Seleksi Pimpinan KPK Ahmad Ube, sejak dibuka tiga hari lalu, baru satu orang yang mendaftarkan diri menjadi komisioner komisi antirasuah. (Baca: Anggota Pansel Imbau Busyro Ikut Seleksi Lagi)
"Kemarin sore menjelang pulang, baru ada satu orang yang mendaftar. Lalu, ada tiga lagi yang menanyakan persyaratan," ujar Ube ketika dihubungi, Selasa, 19 Agustus 2014. (Baca: KPK Tolak Busyro Muqoddas Diganti Tahun Ini)
Satu orang yang mendaftar adalah Maju Daryanto Hutapea. Pegawai swasta itu kini tercatat sebagai Ketua Bidang Pembinaan Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia periode 2010-2014. Dia pernah menjadi atlet terbaik dan mewakili Indonesia dalam kejuaraan Inkai di Australia. Latar belakang pendidikannya adalah magister pendidikan.
Menurut Ube, pada seleksi pimpinan KPK tahun 2011, Maju Daryanto juga mendaftar. Dokumennya juga lengkap. "Barangkali dulu gagal di seleksi administrasi," tuturnya.
Pendaftaran calon pimpinan KPK diselenggarakan pada 15 Agustus-3 September 2014 pukul 09.00-16.00 WIB. Syarat untuk menjadi pengganti Busyro, yang berakhir masa tugasnya pada 10 Desember 2014, harus berijazah sarjana hukum atau sarjana lain yang memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 15 tahun dalam bidang hukum, ekonomi, keuangan, atau perbankan. Syarat lainnya adalah pendaftar tidak sedang menjadi pengurus partai politik.
Busyro bakal mengakhiri masa jabatannya, mendahului empat komisioner KPK lain. Busyro, yang juga mantan Ketua Komisi Yudisial, masuk KPK menggantikan ketua periode sebelumnya, Antasari Azhar, yang menjadi terpidana kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran. Sedangkan jabatan empat komisioner lain akan berakhir 14 Desember 2015.
LINDA TRIANITA
Berita Terpopuler
Said Didu: Karen Mundur karena Tak Kuat Tekanan
Mengapa ISIS Lebih Hebat dari Al-Qaeda?
Fahri Hamzah Disebut Terima US$ 25 Ribu dari Nazar
Jadi Bos Pertamina, Apa Prestasi Karen
Bagaimana ISIS Hancurkan Toleransi Beragama di Irak?