TEMPO.CO, Madiun - Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan Lawu PT Perhutani, Nanang Sugiarto, mengatakan pihaknya tidak akan mengusut kebakaran hutan di sekitar pos pendakian 4 dan 5 Gunung Lawu pada Sabtu malam, 16 Agustus 2014. Perhutani menduga penyebab kebakaran adalah kecerobohan pendaki yang tidak mematikan api unggun.
“Kami kesulitan menemukan orang yang membakar karena malam itu banyak pengunjung ke sana. Sekarang mereka juga sudah pulang,” ujar Nanang, Senin, 18 Agustus 2014.
Menurut dia, kebakaran hutan di petak 73 Resor Pemangkuan Hutan Sarangan Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan Lawu Selatan diduga karena pendaki meninggalkan kayu api unggun yang masih membara. Sisa pembakaran itu menjadi sumber api setelah dihempas angin kencang di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian 3.015 di atas permukaan laut. “Api membesar dan merambat ke titik lain. Luas lahan yang terbakar sekitar 5 hektare,” ujar Nanang kepada Tempo.
Adapun jenis tanaman yang terbakar adalah perdu dan alang-alang. Karena itu, ujar dia, Perhutani tidak mengalami kerugian material. Sebab, tutur dia, tidak ada tanaman produktif seperti jati dan trembesit di lahan itu.
Meski demikian, Perum Perhutani tetap mengantisipasi kebakaran hutan di kemudian hari. Upaya yang dilakukan adalah dengan menyampaikan larangan menghidupkan api di dalam hutan kepada para pendaki. “Saat pendaki hendak naik dari pintu masuk, akan kami peringatkan secara lisan. Tulisan-tulisan tentang segala kegiatan yang dilarang di dalam hutan juga akan kami pasang,” kata Nanang.
Sosialisasi tersebut akan melibatkan seluruh elemen terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, relawan, dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan. Kepala BPBD Magetan Agung Lewis menuturkan penyampaian informasi tentang larangan menghidupkan api di dalam hutan akan mudah dilakukan. “Seperti halnya informasi tentang larangan membuang sampah di dalam hutan yang telah dilaksanakan oleh pendaki,” ujarnya.
NOFIKA DIAN NUGROHO
Berita Terpopuler
Cara Kristiani Tangkal ISIS di Media Sosial
Jokowi: Subsidi RAPBN 2015 Terlalu Besar
Mundur dari Pertamina, Karen Pindah ke Harvard
Mengapa Pidato Kemerdekaan Jokowi Peduli Veteran?