TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan sikapnya yang berbeda pendapat dengan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie sebaiknya dicarikan solusinya.
Agung menyayangkan bila perbedaan pendapat itu harus berbuah pemecatan terhadap dirinya. "Pada era modern dan demokrasi, masak pakai pecat-memecat," katanya saat ditemui usai Rapat Kerja Nasional Majelis Ulama Indonesia di Sultan Hotel, Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2014.
Sebelumnya Fadel Muhammad, Wakil Ketua Umum Golkar lainnya, menyatakan Aburizal mengkaji pemecatan Agung beserta elite Golkar lainnya dalam sebuah rapat tertutup di gedung Epicentrum, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Agung dan kawan-kawannya terancam dijatuhi sanksi berat lantaran mbalelo dari keputusan partai yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, membentuk koalisi permanen Prabowo-Hatta, serta Musyawarah Nasional Golkar 2015.
Juru bicara Partai Golkar, Tantowi Yahya, mengatakan partainya masih menunggu klarifikasi dari Agung dan kawan-kawannya tentang sikapnya terhadap arah kebijakan partai Golkar. Namun, Golkar tetap mengancam melakukan perombakan (reshuffle) guna mencopot jabatan Agung dan kawan-kawannya yang dinilai membelot.
Kendati demikian, Agung mengatakan tetap pada pendiriannya. Dia tetap menginginkan pelaksanaan Munas Golkar pada Oktober 2014 guna mengganti posisi Aburizal. Agung juga tidak menyetujui adanya rekomendasi untuk memperpanjang masa jabatan Aburizal hingga 2015.
TRI SUHARMAN
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Novela Saksi Prabowo Doakan Israel
Kenaikan Gaji PNS Jadi Pilot Project Jokowi
Begini Robin Williams Saat Pertama Ditemukan