Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cuaca Buruk, Nelayan Malang Mendapat Bantuan Uang  

image-gnews
Hempasan ombak yang besar membuat sejumlah nelayan memlih tidak berlayar di pesisir pantai Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, (18/11). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Hempasan ombak yang besar membuat sejumlah nelayan memlih tidak berlayar di pesisir pantai Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, (18/11). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Sebanyak 60 persen dari sekitar 3.200 nelayan di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, mendapat bantuan uang tunai dan sembako dari pemerintah daerah setempat.

Nelayan yang tersebar di tiga dusun (Tambakrejo, Sendangbiru, dan Tambaksari) di Desa Tambakrejo itu saat ini terpaksa berhenti melaut karena cuaca buruk sejak Mei hingga minggu pertama Agustus 2014. Sebanyak 40 persen nelayan lagi nekat melaut. Namun, jumlah tangkapan hanya sebesar 30 persen dari rata-rata jumlah tangkapan ikan di masa normal. Minimnya jumlah tangkapan ikan menyebabkan nelayan merugi Rp 192 juta per hari. 

Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Wahyu Hidayat, 60 persen nelayan tak bisa melaut karena kekuatan kapal motor yang mereka operasikan di bawah 10 PK (singkatan dari paardekracht dalam bahasa Belanda yang berarti tenaga kuda) tak cukup kuat untuk menghadapi tinggi gelombang laut yang bisa mencapai 5 meter dengan kecepatan angin hingga 30 knot.

“Penghasilan rata-rata mereka Rp 100 ribu per hari. Jika dihitung kasar, 3.200 dikalikan 60 persen dan hasilnya dikalikan Rp 100 ribu, maka total kerugian mereka hampir Rp 200 juta per hari,” kata Wahyu, Jumat, 8 Agustus 2014.

Bantuan yang diberikan ke nelayan berbeda-beda. Seribu nelayan yang jadi anggota Koperasi Unit Desa Mina Jaya, misalnya, mendapat bantuan berupa uang tunai antara Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu per orang. Jumlah bantuan dan frekuensi pemberian disesuaikan dengan kemampuan koperasi. Uang bantuan sejatinya berasal dari bagi hasil lelang ikan selama ini yang masuk dalam pos bantuan sosial. Sedangkan nelayan yang di luar koperasi dan tidak melaut sudah mendapat bantuan bahan pokok sebelum Lebaran.

Bupati Malang Rendra Kresna mengatakan bantuan sembako akan diberikan lagi sampai cuaca kembali normal. “Nilainya tidak seberapa, tapi semoga bisa membantu nelayan yang tidak melaut,” kata Rendra. 

Selain bantuan uang tunai dan bahan pokok, nelayan juga dibantu membuat rumpon dan peralatan penangkap ikan. Selain dari pemerintah daerah, kata Rendra, nelayan di seluruh Indonesia yang tidak melaut karena cuaca buruk biasanya dapat bantuan dari pemerintah provinsi serta Kementerian Keluatan dan Perikanan. Namun, Rendra mengaku tidak tahu bentuk bantuan yang akan diberikan. 

Di luar bantuan, semua nelayan yang tidak melaut dilatih DKP untuk mengolah stok ikan yang tersedia menjadi abon tuna, keripik atau kerupuk ikan, serta tepung ikan sehingga mereka tetap mendapat penghasilan meski jumlahnya lebih kecil dari penghasilan harian mereka.

Sudarsono, Kepala Desa Tambakrejo sekaligus penasihat Kelompok Nelayan Rukun Jaya, mengatakan nelayan mengaku berhenti melaut karena selain berbahaya, hasil tangkapan juga sangat sedikit. Saat ini memang tengah musim paceklik ikan. 

Tinggi gelombang laut yang mencapai 5 meter dengan kecepatan angin hingga 30 knot membuat posisi ikan makin ke tengah laut dan memaksa nelayan berlayar sejauh 370-463 kilometer dari garis pantai. Kebanyakan nelayan berani berlayar sejauh itu menggunakan kapal motor berbobot 10-30 GT (gross ton). Jumlah kapal jenis ini kurang dari 40 unit. 

Namun, hasil tangkapannya hanya 30 persen dari jumlah tangkapan ikan di masa normal. Kondisi ini mendongkrak harga ikan jadi lebih mahal. Harga yang mahal biasanya menurunkan minat konsumen dan ujung-ujungnya pendapatan nelayan berkurang drastis. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kondisi normal, sekali melaut selama lima-delapan hari, nelayan bisa mendapat hasil Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Mereka pun masih untung bila pendapatan dipotong biaya operasional Rp 10 juta. Namun sekarang, pendapatan bersih Rp 2 juta sampai Rp 3 juta saja sudah bagus.

ABDI PURMONO

Berita Terpopuler








Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

1 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

2 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

8 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

12 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

20 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

30 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

32 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

32 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

33 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.


Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

34 hari lalu

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin meninjau daerah yang terdampak gelombang tinggi dan angin kencang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). ANTARA/HO-Diskominfo Garut
Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengakibatkan sejumlah nelayan Garut, Jawa Barat, tak bisa melaut. Karena dinilai dapat membahayakan jiwa.