TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia, Denny Januar Ali, mengakui lembaga sigi miliknya membantu Anas Urbaningrum untuk melakukan survei dalam rangka persaingan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat pada Mei 2010. "Kami memenangkan seorang underdog dari partai besar," kata Denny ketika bersaksi untuk terdakwa kasus korupsi proyek Hambalang, Anas Urbaningrum, di gedung Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kuningan, Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2014. (Baca: Denny JA Bersaksi untuk Anas di Pengadilan)
Menurut Denny, beberapa bulan sebelum kongres, Anas menghubungi dirinya untuk meminta bantuan dalam melakukan survei pemetaan kekuatan. Selain itu, Denny diminta membentuk opini publik agar Anas bisa dipilih oleh pemegang suara, yaitu para anggota Dewan Pengurus Cabang. Namun, menurut Denny, saat itu Anas mengaku tak memiliki uang untuk membayar dia. (Baca: Denny JA: Survey LSI untuk Anas Gratis)
Denny menganggap bantuan yang diberikan lembaga siginya kepada Anas bisa memiliki nilai investasi besar untuk memasarkan lembaganya. "Saya anggap ini marketing (untuk LSI). Saya berhasil menangkan ketua umum partai terbesar," ujar Denny di hadapan para jaksa penuntut umum.
Denny menggunakan dana pribadinya sekitar hampir Rp 500 juta, untuk proses survei dan pembentukan opini. Denny mengaku dana pribadi ini disalurkan untuk menelepon 270 pengurus daerah Demokrat guna keperluan survei yang besar, kira-kira Rp 10-20 juta. Sementara pengeluaran terbesar, kata dia, dikeluarkan untuk membayar konsultan serta membuat iklan. Dalam bantuan yang diberikan, Denny dan timnya juga memasang iklan di media besar nasional.
Bantuan yang diberikan Denny pun mengantarkan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Dia menilai, tag line "memimpin dengan hati" yang dipasang timnya dalam iklan-iklan telah berhasil melekat pada Anas. Pada waktu bersamaan, Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pun dalam arahan soal kongres telah mengintruksikan para kader untuk memilih calon ketua umum berdasarkan hati nurani. "Lebih membentuk public opini. Kami membentuk isu bahwa Anas-lah yang dekat dengan pemilih hati DPC," ujar dia.
Menurut Denny, dirinya hanya meminta agar, nanti dalam melakukan survei, lembaganya tak dihalangi untuk melakukan sigi di lingkungan Partai Demokrat, baik ketika pilkada, pemilihan gubernur, maupun pemilihan presiden. "Yang penting nanti jangan halangi saya untuk masuk dalam survei di Demokrat. Kalau persaingan terbuka, lembaga saya punya track record bagus," ujar dia saat menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum, Yudi Kristiadi, soal imbalan lain yang diberikan oleh Anas.
Denny J.A. dihadirkan sebagai saksi setelah disebut oleh Muhammad Nazaruddin memberi fasilitas survei gratis untuk Anas senilai Rp 478,6 juta. Bekas Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, sebelumnya didakwa menerima pemberian sebagai imbalan mengurus proyek Hambalang dan proyek di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional serta proyek lain yang dibiayai APBN.
Anas didakwa menerima hadiah atau janji itu berupa satu mobil Toyota Harrier senilai Rp 670 juta, satu Toyota Vellfire senilai Rp 735 juta, uang untuk kegiatan survei pemenangan Anas dalam Kongres Partai Demokrat 2010 sebesar Rp 478,6 juta dari LSI, serta uang sebesar Rp 116,5 miliar. Anas juga diduga melakukan pencucian uang sekitar Rp 20 miliar.
PRIO HARI KRISTANTO
Berita Lainnya:
Siapa Pantas Dampingi Ahok versi JJ Rizal
Ahok Curiga, Belum Ada Pejabat DKI yang Dipecat
Ahok Gubernur, Ini Aspek yang Perlu Diperhatikan
Beda ISIS dengan Komunisme Versi Pembaiat
iPhone 6 Bakal Diluncurkan 9 September