TEMPO.CO, Malang - Kiriman uang atau remittance Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mencapai Rp 500 juta per hari. Uang kiriman menjelang Lebaran naik sampai 40 persen. Kiriman tersebut tersebar ke sejumlah daerah yang menjadi pemasok TKI.
"Kantung TKI tersebar di Blitar, Jawa Timur; Gunungkidul, Yogyakarta; dan Cirebon, Jawa Barat," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdullah Mansyur, Sabtu malam, 19 Juli 2014. Uang kiriman para TKI tersebut khusus dikirim untuk menyambut Lebaran mendatang.
Kiriman uang terbanyak berasal dari kawasan Asia Pasifik, disusul Timur Tengah. Sedangkan kiriman uang dari negara di Timur Tengah menurun setelah moratorium TKI ke Arab Saudi. Para TKI asal Jawa Timur banyak bekerja di Asia Pasifik sedangkan dari Jawa Barat bekerja di Timur Tengah. (Baca: TKI Dapat Warisan 9,5 Miliar dari Majikannya)
Jumlah kiriman uang TKI melalui Kantor Pos Besar Malang selama Lebaran diprediksi mencapai Rp 40 miliar. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun lalu sebanyak Rp 30 miliar. Uang berasal dari kiriman 12 ribu buruh migran untuk keluarga mereka di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.
"Selama sepekan terakhir jumlah kiriman uang mencapai Rp 4 miliar," kata Manajer Wesel Western Union Kantor Pos Malang, Budi Darmawan. Sebagian besar uang kiriman dari buruh Indonesia yang bekerja di Hong Kong dan Arab Saudi. Kiriman uang dari Hong Kong sebanyak Rp 200 juta. Pengiriman uang akan terus meningkat setiap hari.
Pada saat Lebaran jumlah kiriman uang melonjak hingga 10 kali lipat. Pengiriman menggunakan wesel karena berjejaring secara internasional dan mudah. "Ada layanan wesel elektronik menggunakan nomor PIN."
Uang kiriman TKI sebagian besar berasal dari Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Korea, Jepang, serta sejumlah negara di Timur Tengah. Kiriman uang terbesar berasal dari Hong Kong yang mencapai 35 persen dari total uang kiriman buruh Indonesia. "Kiriman uang TKI di Malang terbesar di Jawa Timur."
EKO WIDIANTO
Terpopuler:
Milisi Penembak MH17: Kami Menembak Mayat
Isi Kargo MH17, Surat Diplomatik sampai Suku Cadang Helikopter
Diultimatum ISIS, Umat Kristen Tinggalkan Mosul
Milisi Diduga Incar Pesawat Putin, Bukan MH17
Jembatan Comal Amblas, Jalur Alternatif Molor 30 Km