TEMPO.CO, Jayapura - Senjata api yang dimiliki kelompok sipil di Papua dipasok dari Filipina selatan dan Papua Nugini. Klaim ini disampaikan Kepolisian Daerah Papua setelah membongkar empat kasus penyelundupan senjata api dan amunisinya ke Papua dan Papua Barat dalam beberapa bulan terakhir.
Kasus pertama, 26 Februari 2014, polisi menangkap seseorang yang membawa senjata api double loop dari Papua Nugini melalui Pelabuhan Kota Jayapura. Senjata ini akan dipasok ke kelompok sipil bersenjata pimpinan RO di Kabupaten Yapen, Papua.
Kasus kedua, 6 Mei 2014, di Sorong, Papua Barat, polisi menangkap YM yang membawa tiga senjata api. Senjata dari Filipina ini akan dipasok ke kelompok sipil bersenjata Militer Murib di Kabupaten Puncak, Papua. Kasus ini sudah diproses dan diserahkan ke Kejaksaan Sorong.
Kasus ketiga, 25 Juni 2014, tim polisi dan TNI menangkap tiga tersangka dengan barang bukti dua senjata double loop dan ribuan butir peluru dari Papua Nugini di Nafri, Kota Jayapura, Papua. Senjata dan amunisi ini akan dipasok ke kelompok sipil bersenjata di Lanny Jaya, Papua, pimpinan Puron Wenda. (Baca juga: Baku Tembak di Papua, Satu TNI Terluka)
Kasus keempat, 30 Juni 2014, tiga pelaku dengan tiga senjata api dan amunisinya ditangkap di Pelabuhan Sorong, Papua Barat. "Senjata dan amunisinya ini didatangkan dari Filipina melalui Tobelo, Ternate, Maluku Utara," kata Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian di Jayapura, Kamis, 3 Juli 2014.
Menurut Tito, senjata api itu akan dipasok ke kelompok sipil bersenjata pimpinan LY di Paniai, Papua. Di anatara tiga tersangka, yakni SK, MW, dan DRK, hanya SK yang memiliki hubungan dengan kelompok LY di Paniai. SK dulunya pernah mendulang di Topo, Nabire, Papua. Di sana, ujar Tito, ia kenal kelompok LY.
CUNDING LEVI