TEMPO.CO, Brebes - Sesuai dengan target dari Kementerian Pekerjaan Umum, perbaikan skala besar di Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa memang telah berhenti sejak Sabtu lalu, atau 30 hari sebelum Lebaran. Meski pekerjaannya selesai tepat jadwal, jalan berlubang dan aspal bergelombang masih mudah ditemukan di Jalur Pantura wilayah Kabupaten Brebes.
Kerusakan jalur Pantura itu tampak di Kecamatan Tanjung, Bulakamba, hingga Brebes. Lubang jalan dengan diameter dan kedalaman yang bervariasi itu lebih banyak berada di lajur selatan (arah Semarang-Jakarta). Sedangkan kerusakan lajur utara (arah Jakarta-Semarang) sebagian telah dibeton.
Betonisasi atau perkerasan struktur jalan dari aspal menjadi beton itu telah dikerjakan di ruas Kluwut, Kecamatan Bulakamba, dan di ruas Kaligangsa, perbatasan Brebes dan Tegal. Dikerjakan sejak medio Mei, jalan di Kluwut dan Kaligangsa itu itu sudah dibuka total untuk kendaraan sejak pekan lalu.
"Harusnya perbaikan Jalur Pantura merata. Tidak hanya lajur utara saja yang diutamakan," kata Nur Salim, 42 tahun, sopir truk dari Surabaya tujuan ke Jakarta. Nur mengatakan lubang-lubang di jalur Pantura layaknya ranjau yang terkadang tidak bisa diterka pada malam hari. "Saat truk penuh muatan, as roda bisa patah kalau terperosok lubang," ujarnya.
Pejabat Pembuat Komitmen Jalan dan Jembatan Bina Marga Losari-Brebes-Tegal, Wahyu Supriyo, mengatakan target selesainya pekerjaan pada 30 hari sebelum Lebaran hanya untuk yang berskala besar. "Sedangkan penambalan lubang-lubang masih bisa terus dikerjakan demi kenyamanan pengguna jalan," kata Wahyu.
Kepala Satuan Kerja Wilayah I (Kendal-Brebes) Bina Marga Jawa Tengah, Sumarjono, menambahkan, pengaspalan ulang ruas-ruas jalur Pantura yang rusak masih akan dikerjakan sampai sepuluh hari sebelum Lebaran. "Kalau penambalan lubang bisa terus dikerjakan sampai Lebaran. Tapi menggunakan alat kecil, bukan alat-alat berat," kata Sumarjono.
DINDA LEO LISTY