TEMPO.CO, Cirebon - Nelayan Cirebon mengeluhkan pencemaran limbah batu bara di perairan sekitar Pelabuhan Cirebon. "Sekitar 4 mil perairan di Kota Cirebon telah tercemar limbah batu bara," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cirebon Karsudin, Rabu, 11 Juni 2014.
Menurut dia, perairan di sekitar Pelabuhan Cirebon menjadi hitam dan ekosistem pun ikut rusak. Akibat rusaknya ekosistem di sepanjang 4 mil dari Pelabuhan Cirebon, nelayan harus mencari ikan ke tempat yang lebih jauh lagi. Kerusakan ekosistem juga menyebabkan ikan menjadi sulit dicari. "Jadi, kami harus mencari ikan ke tempat yang lebih jauh," ujar Karsudin.
Padahal, tutur dia, saat ini cuaca tidak menentu. Nelayan sangat bergantung pada perairan yang dekat dengan daratan. Jadi, saat cuaca tiba-tiba tidak bersahabat, mereka bisa dengan mudah kembali ke darat. "Sekarang tidak ada ikan di dekat daratan karena sudah tercemar limbah batu bara yang berasal dari kapal-kapal yang mendarat di Pelabuhan Cirebon," katanya.
Karsudin menuturkan nelayan tidak punya kuasa melarang kapal-kapal batu bara masuk ke Pelabuhan Cirebon. Namun dia meminta agar angkutan batu bara di kapal itu tidak mencemari laut. Muatan batu bara yang menggunung membuat serpihannya beterbangan saat tertiup angin dan jatuh ke laut. "Kami ingin laut kami bersih dari pencemaran limbah apa pun," ujarnya.
Menanggapi keluhan nelayan, Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan, dan Pertanian Kota Cirebon Maharani Dewi menyatakan sudah menerima keluhan nelayan, tapi instansinya tidak memiliki kewenangan atas Pelabuhan Cirebon. "Kami tidak punya kewenangan mengatur Pelabuhan Cirebon," tuturnya.
IVANSYAH