TEMPO.CO, Kupang - Sebanyak 29 tenaga kerja Indonesia dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan meninggal di luar negeri selama 2013. Kematian terjadi akibat berbagai sebab, dari sakit hingga disiksa majikan.
Dari data Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) NTT yang diterima Tempo pada Kamis, 29 Mei 2014, para pekerja yang meninggal tersebut adalah warga 13 kabupaten/kota di NTT. Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Sumba Barat Daya merupakan daerah yang warganya paling banyak meninggal, yakni masing-masing empat orang. "Total kasus yang dialami TKI selama bekerja di luar negeri sebanyak 125 kasus," kata Project Officer NTT Yayasan TIFA NTT Yohanes Berchmans Bria kepada Tempo, Jumat, 30 Mei 2014.
Ia menjelaskan, terdapat 24 kasus yang berkaitan dengan pekerja migran, seperti berangkat tanpa izin keluarga (2 kasus), sakit (8), putus komunikasi dengan keluarga (13), gaji (19), dan penyekapan oleh majikan (1). Masih ada kasus lain yang dilaporkan kepada TIFA, yakni meninggal (29), perekrutan pekerja di bawah umur (2), pencairan gaji (4), depresi (4), majikan galak atau disiksa majikan (5), PHK sepihak (3), klaim biaya pengobatan (2), klaim asuransi (2), melarikan diri dari penampungan (9), serta overstay, hamil, paspor ditahan, dan disiksa agen masing-masing satu kasus. (Baca: Mabuk, Majikan Wilfrida Sering Lakukan Kekerasan)
Menurut Yohanes, rata-rata masyarakat memilih menjadi TKI di luar negeri karena keterbatasan lapangan pekerjaan. "Masalah utama karena desakan ekonomi. Tidak ada persoalan untuk menjadi TKI asalkan legal," ujarnya.
YOHANES SEO
Berita Terpopuler:
'Tukang Gesek' di Bus Transjakarta Tertangkap
Didit Hediprasetyo, Putra Prabowo yang Mendunia
Kivlan Zein Ancam Adukan Komnas HAM ke Ombudsman
Scout Willis Topless di Jalanan New York
Cadbury Berbabi, Muslim Indonesia Diminta Waspada