TEMPO.CO, Surabaya - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) melejit ke urutan lima besar perolehan suara Pemilu 2014 versi penghitungan cepat Cyrus dan CSIS hingga malam ini. Partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar tersebut bersaing ketat dengan Partai Demokrat di kisaran angka 9 persen. Ketua Umum Fans of Rhoma and Soneta (Forsa) Surya Aka Syahnagra mengklaim terdongkraknya suara PKB tak terlepas dari faktor Rhoma effect atau efek Rhoma Irama.
Menurut dia, selama masa kampanye, Rhoma, yang disebut-sebut akan dicalonkan sebagai Presiden oleh PKB, mengadakan tur konser di sembilan daerah, meliputi Banda Aceh, Bengkulu, Sragen, Tasikmalaya, Pulomas, Jagakarsa, Pasuruan, Banyuwangi, dan Lombok Timur. Setiap kali konser, kata Surya, sambutan masyarakat begitu meriah. Puluhan ribu penonton datang. "Di Banda Aceh, konser Bang Rhoma ditonton sekitar 10 ribu orang. Jadi, faktor Rhoma effect tak terbantahkan," ujar Surya, Rabu petang, 9 April 2014.
Selain konser, kata dia, sejak dua tahun lalu Rhoma rajin berkeliling Jawa Timur untuk mengisi tablig akbar. Daerah-daerah yang dikunjungi Rhoma antara lain Gresik, Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi. Dalam setiap kali pengajian, Surya mengklaim, yang hadir ribuan orang. "Orang-orang itu datang tanpa dimobilisasi. Mereka umumnya dari lapisan masyarakat di akar rumput," kata dia.
Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Haryadi, mengakui bahwa Rhoma berpengaruh dalam mengatrol posisi PKB. Namun Haryadi melihat sosok Rhoma hanya berpengaruh terhadap pemilih PKB di Jawa Barat, Banten, dan Jakarta. Adapun di Jawa Timur, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga kader Nahdlatul Ulama, Mahfud Md, ujar Haryadi, lebih menentukan ketimbang Rhoma.
Namun, selain figur Rhoma dan Mahfud, Haryadi menilai bahwa faktor Jusuf Kalla yang disebut-sebut akan disokong PKB dalam pencalonan presiden juga berpengaruh terhadap pemilih di Indonesia timur. Alasannya, pendukung Kalla di Indonesia timur tidak bisa disepelekan. "PKB pandai berbagi peran, dan saya kira partai ini berhasil," ujar Haryadi.
Di luar soal ketokohan, menurut Haryadi, faktor perilaku pemilih juga tidak bisa dipandang sepele. Dia menilai PKB menerima limpahan suara dari bekas pemilih Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) yang juga sama-sama berasal dari kalangan Islam moderat.
Sebagai sesama partai yang bersinggungan erat dengan Nahdlatul Ulama, kata Haryadi, bekas pemilih PKNU tak akan jauh-jauh dalam menyalurkan aspirasinya. "Bekas pemilih PKNU pada Pemilu 2009 lalu kecenderungannya beralih ke PKB dan PPP (Partai Persatuan Pembangunan)," ujar Haryadi.
KUKUH S. WIBOWO