TEMPO.CO, Jakarta - Agenda studi banding keluar negeri oleh anggota Dewan kerap menjadi sorotan publik karena dinilai sekadar jadi dalih untuk jalan-jalan. Terkait dengan soal itu, Sofyan Tan, 54 tahun, sudah mengambil sikap sejak dini. Dia akan menolak undangan DPR untuk berkunjung ke luar negeri.
“Saya tak perlu studi banding karena hampir seluruh negara sudah saya pelajari dunia pendidikannya,” kata calon legislator dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dari daerah pemilihan Sumatera Utara 1 ini, awal Maret lalu. (Baca: Jadi Caleg, Sofyan Tan : Ujian Terakhir Cina Medan)
Bila terpilih, Sofyan mengidamkan duduk di Komisi Pendidikan. Ia berjanji tak akan berkompromi dengan korupsi. Hidupnya sudah dirasa mapan. Selama ini ia sering mengelola uang ratusan miliar rupiah dari pendonor untuk berbagai yayasannya, tanpa diselewengkan.
Sofyan mendirikan Yayasan Sultan Iskandar Muda, sekolah bertemakan pluralisme di Medan, pada 1987. Di sekolah itu terdapat rumah ibadah semua agama. Sekolah menerapkan pola anak asuh untuk murid yang 70 persen di antaranya berasal dari keluarga miskin. Tak cuma aktif di dunia pendidikan, kini ia sibuk dalam konservasi orang utan dan membangun Aceh pascatsunami 2004.
TIM TEMPO | HARUN MAHBUB