TEMPO.CO, Bangkalan -- Syaifuddin, anak tenaga kerja wanita (TKW) Siti Zainab di Bangkalan telah pulang dari Arab Saudi. Dia berhasil menemui ibunya yang terancam hukuman pancung di Penjara Madinah. Selain Saifuddin, saudara kandung Zainab, Halimah, juga dibawa tim Kementrian Luar Negeri untuk menemui perempuan 44 tahun itu.
"Ibu saya (Zainab) kondisinya sehat. Beliau minta saya terus berdoa, supaya bisa bebas dan pulang ke Bangkalan," tutur Syaifuddin, Senin, 31 Maret 2014. (Baca: Kemenlu : Diyat Rp 90 Miliar Zainab Tidak Benar)
Halimah menambahkan, selama di penjara, Zainab hafal Al Qur'an 15 juz. Zainab, kata Halimah, memang menghabiskan waktunya untuk mengaji. "Saya bertemu Zainab tidak lama, cuma setengah jam," katanya.
Setelah bertemu Zainab, Halimah dan Syaifuddin kemudian menemui pejabat Mahkamah Pemaafan Arab Saudi untuk meminta maaf kepada keluarga Nurah Bin Abdullah yang juga majikannya sendiri. Pengadilan Saudi menyatakan Zainab terbukti menghabisi nyawa Nurah pada tahun 2000. "Seharusnya kami dipertemukan dengan keluarga Nurah, tapi mereka tidak bisa datang," ujarnya.
Kepada Mahkamah Pemaafan, kata Halimah, keluarga Nurah menjanjikan akan memberikan jawaban atas permohonan maaf tersebut satu pekan sejak permohonan diajukan. "Semoga dimaafkan," ujarnya.
Baca Juga:
Jika tidak dimaafkan, lanjut Halimah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan terus mengupayakan pembebasan Zainab dan TKI lainnya yang terancam hukum pancung.
Halimah bertemu Presiden SBY di Semarang, bersama keluarga TKI lainnya yang juga terancam hukuman mati, antara lain dari Majalengka, Brebes dan Semarang.
Halimah menambahkan, jika Zainab tidak bisa diselamatkan, dirinya diminta merawat dua anak Zainab yaitu Syaifuddin dan Ali Ridho. "Itu pesan kakaknya saya," pungkasnya.
MUSTHOFA BISRI