Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buntut Rusuh Mimika, Pendeta Tewas Ditembak  

image-gnews
Warga Kampung Amole, Kwamki Lama, Mimika, Papua, Minggu (3/6) siang, hendak menyerang warga Kampung Harapan. Penyerangan dipicu tewasnya seorang warga Kampung Harapan pada pagi harinya. Foto: Tjahjono EP
Warga Kampung Amole, Kwamki Lama, Mimika, Papua, Minggu (3/6) siang, hendak menyerang warga Kampung Harapan. Penyerangan dipicu tewasnya seorang warga Kampung Harapan pada pagi harinya. Foto: Tjahjono EP
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan (Yahamak) melaporkan pertikaian antarsuku di Mimika Papua turut menyebabkan meninggalnya seorang pendeta bernama Ekpinus Tugume Magal. "Almarhum ditembak saat melaksanakan tugas pengambilan data di lokasi perang suku," kata pendiri Yahamak, Alomang Yosepa, melalui keterangan tertulis kepada Tempo, Rabu, 18 Maret 2014.

Menurut Alomang, Ekpinus, yang juga Kepala Divisi Kasus HAM Yahamak, tertembak ketika perang antarsuku terjadi pada 12 Maret 2014. Saat mengambil data dan foto, Ekpinus disebut tengah berada di tempat yang jauh dari lokasi konflik di daerah Jayanti, Timika. Namun saat itu aparat keamanan yang menenangkan konflik justru mengarahkan tembakan ke tempat Ekpinu berdiri. Akibatnya, Ekpinus meninggal di tempat lantaran tembakan tepat mengenai dadanya.

Alomang mengatakan, saat kejadian, Ekpinus tak menunjukkan sikap melawan aparat kepolisian yang bertugas. Saat terjadi penembakan, massa yang berkonflik pun sedang tenang. Mereka dilaporkan sedang tidak mengarahkan busur ataupun panah kepada aparat keamanan. Selain menewaskan pendeta Ekpinus, tembakan polisi siang itu juga merenggut nyawa seorang warga setempat, Joen Wandagau.

Yahamak menyayangkan sikap kepolisian tak mengusut kematian dua korban penembakan itu hingga sekarang. Karena itu, Yahamak meminta kepolisian, khususnya Kapolda Papua, segera menahan dan memproses hukum pelaku penembakan. "Polisi harus mengungkap pelaku penembakan."

Sejak dua bulan yang lalu, situasi di Mimika kembali tegang. Pertarungan suku Moni, Mee, dan Amungme melawan suku Dani dan Damal karena memperebutkan kepemilikan lahan hingga kini masih berlanjut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertikaian yang berlangsung sejak 6 Februari 2014 itu telah menyebabkan delapan orang meninggal: enam orang dari pihak suku Moni, Amungme, dan Mee, dan dua orang dari kubu Dani-Damal. Namun hingga kini belum ada penanganan serius oleh pemerintah daerah untuk menghentikan pertikaian.

IRA GUSLINA SUFA

Terpopuler

Warga Maladewa Melihat Jet Terbang Rendah, MH370?  
Abraham Samad: KPK Tetap Bidik Sutan Bhatoegana
Jokowi Diserang Kubu Prabowo, Apa Reaksi Ahok?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.


Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo,SE,M.Si, memberikan bantuan modal usaha Rp. 30 juta kepada para pendagang korban peristiwa kebakaran 17 Juli 2015 di Karubaga, Papua. ISTIMEWA
Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.


Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.


Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.


Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan musala pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Lokasi musala itu berada di kompleks Koramil Karubaga. Musala tersebut berukuran 12 x 7 meter persegi. Derwes Jigwa
Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.


Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah kios (ruki) pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Ada 85 ruki yang dibangun. Rinciannya, 65 ruki untuk pedagang korban pembakaran, 12 ruki untuk korban penembakan, dan 8 ruki untuk pemilik lahan tempat berdirinya kompleks ruki (status lahan itu adalah lahan ulayat). Derwes Jigwa
Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.


Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.


Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Para korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu. Mereka rata-rata menderita luka tembak di bagian kaki dan tangan terkena serphan peluru. Dari 11 orang yang jadi korban tertembak, ada enam yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Kota Jayapura, Papua, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.


Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Suasana kawasan pertokoan yang kembali dibuka di kota Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa hari pasca kerusuhan Lebaran, 23 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).


Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Warga Papua menjual koran sambil membaca berita tentang situasi di Tolikara. Mereka menjajakan koran di Terminal Kedatangan, Bandara Sentani, Jayapura, 20 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.