TEMPO.CO, Lamongan - Kepolisian Resor Lamongan dan Kepolisian Resor Tuban memperketat penggunaan senjata api yang dipegang anggotanya. Itu dilakukan menyusul kasus penembakan Ajun Komisaris Besar Polisi Pamudji yang diduga dilakukan oleh anak buahnya, Brigadir Susanto, di Jakarta, Selasa malam, 18 Maret 2014. Salah satunya dengan mengerapkan tes kejiwaan pemegang senjata.
Kepala Kepolisian Resor Lamongan Ajun Komisaris Besar Polisi Solekan mengatakan pemeriksaan kepemilikan senjata rutin dilakukan tiap bulan sekali. Yaitu melalui psikotes yang diselenggarakan Kepolisian Daerah Jawa Timur. “Sudah rutin kami lakukan,” ujarnya kepada Tempo, Kamis, 20 Maret 2014.
Solekan menyebutkan, di Lamongan, jumlah polisi sebanyak 954 orang dan yang memegang senjata api 320 orang. Namun, untuk bisa mendapatkan senjata api, mesti harus mengikuti psikotes. Bagi anggota yang tidak lulus, otomatis senjatanya digudangkan. “Jadi kami selektif sekali,” tuturnya. Tes terakhir kali dilakukan pekan lalu. Menurut dia, ada beberapa personel yang dicabut izinnya untuk memegang senjata.
Dia menambahkan, bagi anggota yang memegang senjata api, bisa menitipkan ke bagian piket, terutama jika lepas dinas. Sebab, risiko memegang senjata api cukup tinggi. Selain tes psikologis, personel kepolisian juga mendapatkan pengetahuan soal psikologis dan tingkat emosional seseorang.
Di Kepolisian Resor Tuban, pengetatan senjata juga sama. Anggota kepolisian juga mengikuti proses psikotes setiap dua bulan sekali. Bagi yang tidak lulus tes terpaksa ditarik senjatanya. Prosedur itu sudah berjalan sesuai standard operating procedur (SOP) yang diterakan di institusi Kepolisian Republik Indonesia. “Jadi prosedurnya juga ketat,” ujar juru bicara Kepolisian Resor Tuban, Ajun Komisaris Polisi Elis Suendayati, kepada Tempo, Kamis, 20 Maret 2014.
Dia mencontohkan, sekarang ini jumlah anggota kepolisian di Tuban yang memegang senjata sebanyak 306 orang dari total 864 orang. Mereka tersebar di kepolisian resor dan di 20 Kepolisian Sektor Tuban. Terbanyak pemegang senjata adalah anggota reserse, intelijen, dan lalu lintas. “Mereka ini jelas sudah lulus tes,” katanya.
SUJATMIKO
Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century
Berita terpopuler lainnya:
Ketua KPK: Hedonis, Nurhadi Dekat dengan Korupsi
Subsidi Membengkak, Hatta: RFID Omong Doang!
Ini Spesifikasi Samsung Galaxy S5 di Indonesia
Bali, Obyek Wisata yang Paling Disukai Warga Rusia