TEMPO.CO, Banyuwangi - Puluhan mahasiswa dan dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, Jawa Timur, berunjuk rasa di depan kantor bupati, Kamis, 13 Maret 2014. Mereka menolak pendirian Universitas Airlangga di Banyuwangi.
Pengunjuk rasa memulai aksi dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer dari kampus di Jalan Adi Sucipto menuju kantor bupati di Jalan Ahmad Yani. Mereka membentangkan spanduk yang menuding berdirinya Universitas Airlangga sebagai bentuk komersialisasi pendidikan. "Tolak Unair di Banyuwangi," teriak massa. (baca:Meski Ditentang, Unair Tetap Buka di Banyuwangi)
Mereka melakukan aksi teatrikal dengan menggotong kursi sebagai simbol menolak komersialisasi pendidikan. Kordinator aksi, Made Brian, mengatakan pendirian Universitas Airlangga itu melanggar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Program Studi di Luar Domisili Perguruan Tinggi.
Dalam peraturan itu disebutkan bahwa penyelenggaraan program studi harus berbatasan langsung dengan kabupaten/kota kampus induknya. Dalam Rencana Strategis Universitas Airlangga, kata Made, kampus itu sebenarnya akan mendirikan program pendidikan di Pasuruan dan Sidoarjo. "Kenapa sekarang di Banyuwangi, yang jaraknya berjauhan dengan Unair di Surabaya?"
Perwakilan massa ditemui oleh Asisten Sosial, Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Banyuwangi Achmad Wiyono serta Asisten Administrasi Banyuwangi Sulihtiyono. Juru bicara Untag Banyuwangi, Didik Suhariyanto, mengatakan Untag menolak bukan karena takut bersaing, melainkan karena pendirian Universitas Airlangga melanggar permendiknas. "Bupati harus meninjau ulang pendirian Unair," kata dosen Fakultas Hukum itu.
Asisten Sosial, Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Achmad Wiyono mengatakan berdirinya Unair tidak akan membunuh universitas lokal sebab program studi yang dibuka Unair berbeda. Selain itu, Unair juga tidak akan mengurangi volume calon mahasiswa kampus lokal karena seleksi masuk Unair dilakukan secara nasional. "Jadi, pangsa pasarnya berbeda," kata Wiyono.
Pemerintah Banyuwangi dan Rektor Unair, kata Wiyono, menjamin kualitas Unair di Banyuwangi sama dengan induknya. Sebab, standar perkuliahan menerapkan standar seperti induknya. "Dosen-dosen juga menetap di Banyuwangi," katanya.
Massa akhirnya membubarkan diri setelah pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Dwi Yanto, berjanji akan melibatkan Untag bila pendirian Unair perlu pengkajian ulang. "Kami akan berkordinasi dengan Untag," kata Dwi Yanto.
Universitas Airlangga Surabaya pertengahan tahun ini membuka Jurusan Kedokteran Hewan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Perkuliahan angkatan pertama dimulai dengan kapasitas 50 mahasiswa.
Pemerintah Banyuwangi siap menyediakan lahan 100 hektare untuk pendirian kampus Unair di daerahnya. Pemerintah juga telah mengusulkan pembukaan sembilan fakultas sesuai potensi daerahnya, di antaranya, ilmu budaya, akuntansi, manajemen, dan pariwisata. Namun, mereka masih menunggu kajian dari Unair untuk mennetukan fakultas apa saja yang disetujui.
Untuk sementara, perkualiahan Jurusan Kedokteran Hewan Unair meminjam bangunan milik SMA Negeri 1 Giri, Jalan Wijaya Kusuma, Kecamatan Giri.
IKA NINGTYAS
Berita Terkait