TEMPO.CO, Kediri - Pelaksana Tugas Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika memastikan gempa tektonik 5,4 skala Richter yang terjadi di Malang, Ahad, 9 Maret 2014, pukul 20.47 WIB, sama sekali tidak berpengaruh terhadap aktivitas Gunung Kelud. Gede juga mempertanyakan pendapat yang mengaitkan gempa itu dengan Gunung Merapi.
“Gempa-gempa yang terjadi seperti di Malang sama sekali tidak memiliki jalur dengan gunung api,” kata Gede kepada Tempo, Senin, 10 Maret 2014. Seluruh aktivitas vulkanis gunung sangat ditentukan oleh dapur magma tanpa dipengaruhi gempa dari luar.
Gede mempertanyakan pernyataan Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), Subandriyo, yang menyebutkan gempa Malang memicu lepasan gas vulkanis Gunung Merapi. Hal ini terjadi setelah gempa itu mengguncang perut Merapi dengan cukup kuat. “Itu bagaimana ceritanya? Gunung Kelud yang lebih dekat dan baru saja meletus tidak terpengaruh apa-apa.”
Namun Gede tidak akan mencampuri kewenangan BPPTK yang memiliki otoritas sendiri. Dia hanya menegaskan bahwa gempa tidak mempengaruhi aktivitas vulkanis Kelud sama sekali. Hal ini ditegaskan untuk menepis kekhawatiran warga lereng Kelud atas dampak gempa Malang yang cukup besar.
Hingga kini pemantauan seismik di pos pemantauan Gunung Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, tak menunjukkan perubahan apa-apa. Gunung yang baru saja meletus itu bahkan memperlihatkan penurunan aktivitas dengan status waspada saat ini.
Sedangkan Gunung Merapi kembali memuntahkan abu vulkanis ke arah barat daya melalui letusan freatik, Senin pagi. Lantaran tiupan angin, hujan abu pun jatuh di wilayah timur, seperti Desa Sidorejo dan Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, dan agak ke barat di wilayah Kepuharjo, Sleman, atau sejauh 6-7 kilometer dari puncak.
Gejala aktivitas Merapi berupa embusan asap terjadi mulai pukul 06.54. Embusan asap itu kian membesar hingga puncaknya pukul 07.00 dengan ketinggian kolong asap 1 kilometer dari puncak. Subandriyo mengatakan peristiwa itu bisa kembali berulang.
HARI TRI WASONO
Berita Terpopuler
5 Akal Bulus Sejoli Pembunuh Ade Sara
Potongan Bodi Malaysia Airlines Ditemukan
Sejoli Bersaing Siksa Ade Sara