TEMPO.CO, Yogyakarta - Kematian unggas akibat terserang virus avian influenza kembali merebak di sejumlah kawasan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah sepanjang awal 2014. Kepala Seksi Bagian Informasi Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta, Putut Purnomo, mengatakan kasus virus yang menyebar sekarang merupakan jenis baru, yakni clade 2.3.2.
"Awalnya dulu virus ini ganas pada itik, tetapi sekarang virus ini menyerang ke semua jenis unggas," kata Putut di Yogyakarta Rabu, 5 Maret 2014. Virus jenis ini pertama kali merebak pada pertengahan 2013. Saat itu puluhan ribu itik di sejumlah provinsi di Jawa dan Sumatera mati akibat terserang avian influenza varian baru ini. (Baca: Vaksin Telat, Peternak Itik Sudah Rugi Rp 115 M).
Selama awal 2014, Balai Besar memastikan ada kasus kematian unggas akibat avian influenza clade 2.3.2 di Kabupaten Sleman dan Kulonprogo. Di Jawa Tengah, kasus positif infeksi virus ini ke beragam jenis unggas terjadi di Sragen, Semarang, Pekalongan, Brebes, Temanggung, Wonogiri, Magelang dan Boyolali. Kasusnya ditemukan selama Januari dan Februari 2014.
Temuan dari kasus infeksi virus ini di Sleman berupa kematian ayam petelur di Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik. Kasus lain adalah ayam buras yang mati di Desa Karangmalang, Kecamatan Depok. Di Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, ribuan burung puyuh mati. Berdasarkan sampelnya, unggas positif terinfeksi avian clade 2.3.2. (Baca: Vaksin Flu Burung pada Itik Sudah Siap Edar).
Di Kulonprogo, kasus infeksi virus ini menyerang unggas jenis entog. Sampel unggas mati yang diperiksa di laboratorium Balai Veteriner berasal dari Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih. Kasus kematian unggas terakhir berasal dari Kecamatan Jetis, Bantul. Dilaporkan sejumlah burung puyuh mati mendadak. (Baca: Vaksin Virus Flu Burung Jenis Baru Ditemukan).
"Baru Selasa lalu dikirim ke kami dan sekarang masih dipastikan jenis virus penyebab kematiannya," kata dia. Putut mengatakan Balai Veteriner juga sudah mengkonfirmasi ke Dinas Pertanian Bantul mengenai kasus kematian mendadak puluhan ayam kampung di Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak. Namun, tak ada kiriman contoh bangkai unggas dari kawasan itu.
Sebenarnya pemerintah sudah memproduksi vaksin untuk avian influenza clade 2.3.2. bernama Afflu. Akan tetapi, banyak peternak itik malas memberi vaksin ke ternaknya yang masih kecil. "Banyak yang mati massal di kandang begitu besar sedikit," kata dia. Putut juga menuding pasar unggas menjadi terminal penularan avian influenza jenis baru. "Banyak yang kotor dan becek."
Direktur Pusat Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada, Widya Asmara, menduga ada kelemahan dalam proses implementasi strategi penanggulangan penyebaran virus avian influenza clade 2.3.2. "Ini masalah klasik. Kelemahannya di kesadaran dan kepatuhan semua pihak (di sektor peternakan unggas)," ujar Widya.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM