TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Satgas Pemadam Api Agus Irianto mengatakan peristiwa kebakaran hutan dan lahan sejak sebulan terakhir ini telah menghanguskan 10.502 hektare lahan baik milik masyarakat maupun perusahaan. "Dari lahan yang sudah terdata lebih 10 ribu hektare lahan terbakar," katanya, Selasa, 4 Maret 2014.
Adapun wilayah paling luas mengalami kebakaran lahan yakni Bengkalis mencapai 4.581 hektare, Meranti 3.498 hektare, Siak 988 hektare, Dumai 702 hektare, Indragiri Hilir 224 hektare, Pelalawan 164 hektare, Kampar 159 hektare, Indragiri Hulu 137 hektare, dan Kampar 159 hektare.
Menurut Agus, jumlah titik api yang muncul di sejumlah wilayah mencapai 133 titik api. Upaya pemadaman terus dilakukan dengan mengerahkan personel gabungan dari TNI, kepolisian, dan Manggala Agni.
Agus menyebutkan tim pemadam api saat ini memfokuskan pemadaman di wilayah Bengkalis, yakni Bukit Sembilan, Tanjung Leban, Cagar Biosger Giam Siak Kecil, dan Bukit Batu. Beberapa wilayah itu disebut penyumbang asap terbesar hingga ke Pekanbaru, sehingga mengganggu aktivitas warga dan jadwal penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II.
Sejak kemarin, dua helikopter water bombing belum mampu menembus titik api di wilayah tersebut akibat kabut asap terlalu tebal, sehingga menurunkan jarak pandang hingga 400 meter.
Namun, kata Agus, pemadaman dengan water bombing dapat dilakukan dengan bantuan helikopter Sirkovsky dari Rusia yang mampu menembus asap dengan kapasitas air mencapai 4 ton. "Hari ini helikopter Sirkovsky sudah melakukan pemadaman," ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkalis Muhamad Jalal menyebutkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Bukit Lengkung, Desa Tanjung Leban, Bengkalis, terus meluas. Rembetan api nyaris memasuki perkampungan warga. Kualitas udara semakin buruk akibat kabut asap sampai kini sudah 221 warga terpaksa dievakuasi ke posko pengungsian. "Sampai sekarang api belum tertangani," katanya saat dihubungi Tempo.
Menurut Jalal, para pengungsi terdiri atas 146 orang dewasa, 36 anak balita, dan 39 anak-anak usia sekolah. Hingga kini, diperkirakan 2000 hektare perkebunan sawit masyarakat ludes terbakar. Personel hanya bisa menangani api yang mendekati permukiman warga karena akses jalan sulit menuju titik api, belum lagi kendala tiupan angin kencang dan kesulitan sumber air membuat api cepat meluas.
RIYAN NOFITR
Terkait: